Lihat ke Halaman Asli

Tak Tahu Kapan Berakhir

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

SETIAP hari selalu saja ada yang datang dan pergi. Ada yang dilahirkan, pun ada yang meninggal. Yang lahir disambut gembira. Yang meninggal direspon dengan duka cita.Itulah kehidupan.

Datang dan pergi hal yang lumrah. Alami. Semuanya  mengalir. Seperti juga bergantinya siang dan malam. Terbit dan tenggelamnya mentari.

Kita tak pernah tahu kapan akan berakhir. Kematian yang niscaya pun tak kita tahu kapan akan menghampiri. Yang kita tahu adalah bahwa kematian itu akan datang. Kapan? Tak tahu. Kita memiliki keyakinan, bahwa hidup pati akan berakhir.

Kabar kematian tak pernah diharap. Sedangkan kelahiran adalah direncanakan oleh orang tua. Bahwa jodoh, rezeki, dan kematian adalah rahasia Tuhan. Pasangan hidup ada kalanya tak abadi. Setidaknya ada yang mendahului pasangannya, pergi ke alam kubur. Rezeki pun datang dan pergi. Harta benda silih berganti. Bisa jadi hari ini dalam genggaman, esok lepas hilang entah kemana.

Kita tak tahu kapan hidup kita akan berakhir. Kematian yang secara naluriah dan nash Tuhan, tak diharapkan, itupun, tak tahu kapan berakhir. Hanya kepada Tuhanlah tempat berserah diri. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline