Lihat ke Halaman Asli

Dwi Klarasari

TERVERIFIKASI

Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

Jakob Oetama, Telaga Inspirasi yang Tak Pernah Mengering

Diperbarui: 10 September 2020   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kompas.com

Jakob Oetama, pahlawan kita sudah berpulang. Upacara pemakaman pun telah usai. Kini ia terbaring sendiri di peristirahatan terakhir. Namun, sejatinya sang pahlawan tak pernah mati karena berjuta inspirasi telah ditinggalkannya.

Waktu akan bergulir. musim demi musim 'kan terus berganti. Taburan warna-warni bunga nan harum mewangi 'kan segera layu dan mengering. Namun, inspirasi sang pahlawan telah mewujud telaga membangkitkan asa bagi kita.

Jakob Oetama berpesan untuk bekerja dengan maksimal. Kesungguhan kerja pasti 'kan berikan hasil. Sang pahlawan menggugah kita untuk bekerja sekuat tenaga dan sepenuh hati. Bukan sekadar mengais rezeki, tetapi menjadikan kerja aktualisasi diri.

Tentang menulis sebagai panggilan jiwa haruslah dilakukan dengan teliti, hati-hati serta penuh empati. Meskipun tersimpan jutaan kata, biarlah kita hanya memilih yang bermakna. Sang pahlawan berikan inspirasi 'tuk menulis yang berarti dari nurani.     

Dalam sosok kesahajaannya, ia menginspirasi perihal hidup sederhana. Kejujuran menjadi pangkal dan keutamaannya. Sang pahlawan ingatkan kita bahwa status, jabatan, dan harta titipan Allah semata.

"Kita tak butuh orang pintar, kita butuh orang jujur."

Kemanusiaan adalah spirit dan inspirasi terbesar. Diabdikannya hidup bagi orang-orang di sekitarnya. Tak terhitung berapa banyak anak negeri bergantung padanya hari demi hari. Sang pahlawan inspirasikan rasa peduli dan murah hati. Meskipun tanpa kata, senyumnya pancarkan jiwa mulia.     

"Janganlah kita kerdil. Kita sulit, orang lain lebih sulit. Janganlah kita pasif dengan sekitar. Selalu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat."

Pencapaian luar biasa, tak membuatnya besar kepala. Sungguh pun hebat gagasannya, tak lantas lahirkan sosok jemawa. Lembut dan santun tabiatnya. Sang pahlawan adalah tempat berguru perihal kerendahan hati. Tak perlu ada keangkuhan dalam diri karena kebesaran hanya milik Ilahi.

Saat keberhasilan pun kegagalan ia tak pernah lupa bersyukur. Bukan hanya doa, linangan air matanya juga menjadi penanda. Sang pahlawan berikan inspirasi agar kita 'Bersyukur Tiada Akhir'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline