Lihat ke Halaman Asli

Dwi Klarasari

TERVERIFIKASI

Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

Merindu Abimanyu (Bagian Akhir)

Diperbarui: 6 September 2020   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Enrique Meseguer -- pixabay.com (with photo filter)

Silakan baca kisah sebelumnya Merindu Abimanyu Bagian 2

Buukk!!

Kulihat sebuah buku besar dan tebal terjatuh dari tangan Abi. Buku edisi hardcover berjudul Hari-hari yang Mengubah Dunia itu adalah buku terakhir yang kubelikan untuk Abi. Aku jadi bertanya-tanya sudah sampai di mana ia membacanya.

"Ada apa, Den?" 

Kudengar suara Mbok Mi. Kulihat ia melongok seraya mengetuk pintu kamar Abi yang sedikit terbuka.

"Tidak ada apa-apa, Mbok!" Abi menyahut pelan seraya membungkuk mengambil bukunya.

Sekejap kulihat Abi mencium buku di tangannya. Lantas ia mengusapkan punggung tangannya ke pelupuk mata. Ah, menangiskah ia? Belum sempat kupastikan, pandanganku tertumbuk pada amplop biru muda ada di tangan kirinya. Itu surat dariku! Rupanya Mbok Mi sudah menyampaikan surat yang pernah kutitipkan untuk Abi.

Sambil menutup mata Abi menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Tak berapa lama dibukanya surat itu dengan takzim.

Aku pun mendekat dan duduk di ranjang tepat di samping Abi. Aku berniat ikut membaca surat yang kutulis, khawatir kalau-kalau ada yang salah kutuliskan hingga membuat Abi kembali pergi meninggalkan rumah.

 

Abimanyu tersayang,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline