Tanggal 3 September besok genap enam bulan pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Tak bisa dimungkiri krisis ekonomi sebagai dampaknya membuat banyak pengusaha kelimpungan. Sejauh ini diketahui tak sedikit perusahaan besar terpaksa merumahkan sejumlah karyawan demi menyeimbangkan keuangannya.
Sementara yang bergelut di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun harus berjibaku menyelamatkan usahanya. Sebagian terpaksa menyerah, tetapi banyak yang tangguh berjuang agar dapat bertahan. Salah seorang pelaku UMKM dalam kategori terakhir yang penulis kenal adalah Mama Bimbim.
Mama Bimbim dan MB Catering
Mama Bimbim adalah sapaan akrab untuk Wiwin Winarti, ibu rumah tangga berusia 40 tahun. Sementara Bimbim adalah panggilan sayang untuk Bima, putra semata wayangnya. Mama Bimbim merupakan sosok pelaku UMKM di balik merek MB Catering yang berlokasi di Kota Depok.
Sebagai pribadi, Mama Bimbim adalah orang tua, ibu rumah tangga sekaligus pengusaha muda yang tangguh dan tak mudah menyerah. Keberhasilan melewati pergumulan batin serta kesabarannya mengasuh dan membesarkan sang buah hati yang berkebutuhan khusus menjadi bukti nyata. Karakter tersebut semakin tampak saat usahanya terimbas badai krisis.
Seperti banyak usaha katering lain, omzet MB Catering mengalami penurunan cukup signifikan. Selain melayani katering rumahan, biasanya MB Catering juga mendapat pesanan untuk pesta perkawinan, perayaan keagamaan, dan sejumlah acara besar yang melibatkan banyak orang.
Namun, datangnya pandemi dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah membuat banyak orang dan/atau instansi membatalkan acara yang melibatkan jasa katering.
Kendati demikian, kesedihan karena penurunan omzet hanya sesaat meliputi Mama Bimbim. Perempuan ayu yang penulis rasa mirip penyanyi Syahrini itu segera bangkit dari keterpurukan. Alih-alih putus asa, Mama Bimbim justru semakin kreatif berinovasi.
Selain produksi kue kering dan layanan katering, ia membuat diversifikasi usaha dengan memproduksi aneka jus buah dan susu kedelai dalam botol, juga bawang goreng dan sambal tradisional siap saji.
Begitulah. Dari awal merintis usaha kuliner memang tak ada kata menyerah dalam kamus perempuan Jawa kelahiran Jakarta ini. Terhitung sejak dirintis hingga September 2020 ini usaha rumahan yang ditekuni Wiwin sudah bertahan tak kurang dari satu dekade.