Lihat ke Halaman Asli

Kenaikan Pertamax, Beralih ke Transportasi Massal?

Diperbarui: 31 Maret 2022   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

April 2022 besok jenis bahan bakar pertamax diperkirakan akan naik hingga Rp. 16.000 per liter. Pengamat mengatakan bahwa kenaikan harga pertamax ini adalah imbas dari naiknya harga crude oil  atau minyak mentah dunia.  Jika april ini pertamax jadi naik harganya, maka kenaikan ini adalah yang ketiga dalam kurun tahun 2022.

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina disebut juga memiliki andil terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia.  Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina telah menyebabkan Rusia mendapat sanksi dari berbagai negara di dunia. Selain itu perang Rusia Ukraina juga telah menimbulkan kerusakan pada pipa Caspian Pipeline Consortium yang berdampak pada berkurangnya pasokan minyak ke Uni Eropa.

Indonesia dan negara-negara lain telah merasakan dampak dari kenaikan harga minyak dunia, sehingga mau tidak mau harga bahan bakar minyak (BBM) kita pun akan turut berimbas naik. 

Kenaikan yang signifikan tentu juga akan berdampak pada jebolnya APBN jika pemerintah harus memberikan subsidi terhadap BBM sehingga dengan berat hati pemerintah akan menaikkan lagi harga pertamax, namun tetap memberikan subsidi pada BBM jenis pertalite.

Kenaikan harga BBM yang sangat tinggi rupanya menjadi sebuah alasan untuk kita beralih ke moda transportasi massal dibanding harus menggunakan kendaraan pribadi. Dengan menggunakan transportasi massal, kita akan dapat mengurangi pemakaian BBM untuk kendaraan pribadi serta turut mengurangi polusi udara karbon monoksida yang berasal dari asap knalpot kendaraan bermotor.

Namun tidak serta merta semua orang mau beralih ke moda transportasi massal karena belum semua daerah memiliki support sistem serta sustainable sistem untuk moda transportasi massal. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Jogjakarta telah memiliki MRT, Busway, Bus kota dan lain sebagainya. Namun di banyak kota kecil, transportasi massal justru keberadaannya semakin terancam punah.

Dulu jaman penulis masih kecil dan menempuh pendidikan, transportasi massal seperti angkutan umum atau angkot masih banyak tersedia meskipun trayeknya juga terbatas. 

Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya pendapatan masyarakat serta mudah dan murahnya harga kendaraan pribadi terutama jenis kendaraan roda dua atau motor membuat posisi transportasi massal kian terpinggirkan.

Di kota tempat penulis tinggal keberadaan angkot sangat jarang, jika pun ada angkot-angkot tersebut telah dikontrak pemerintah daerah untuk menjemput dan mengantar anak-anak ke sekolah. Sedangkan untuk angkot yang menggunakan trayek umum keberadaannya sudah hampir tidak terlihat lagi.

Oleh karena itu mungkin peralihan moda tranportasi dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum baru dapat dilakukan di kota-kota besar saja. Sedangkan di kota kecil orang akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi meskipun harga BBM naik karena akan lebih mudah dan menghemat waktu untuk sampai ke tempat tujuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline