Lihat ke Halaman Asli

Ibu Gorok 3 Anak

Diperbarui: 23 Maret 2022   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari yang lalu kita dihebohkan dengan sebuah berita tentang seorang ibu yang tega menggorok ketiga anaknya. Satu diantara anak tersebut tidak dapat tertolong dan harus meregang nyawa, sedangkan dua anak yang lainnya tertolong namun masih dalam keadaan kritis. Sungguh miris, seorang ibu tega membunuh bahkan dengan cara yang cukup keji yakni menggorok leher darah dagingnya sendiri.

Kejadian tersebut dipergoki warga karena suara anak-anak yang meminta tolong. Warga lantas mendobrak pintu rumah pelaku dan menemukan pelaku bersama ketiga anaknya yang telah terluka. KU, demikian inisial pelaku. 

Dalam sebuah video yang beredar di masyarakat, nampak KU yang berada di balik jeruji penjara mengaku bahwa dia tidak gila. Dia melakukan hal tersebut karena mendapat bisikan ghaib. 

Dia harus membunuh anaknya agar anaknya selamat dari kesulitan hidup dan kemiskinan. Masih dalam video singkat tersebut, KU mengaku sejak kecil sering dikurung oleh orang-orang di sekitarnya termasuk ibunya sendiri.

Hingga sekarang polisi belum dapat menentukan motif pasti dari pelaku, karena kondisi kejiwaan pelakuyang  masih belum stabil sehingga pernyataanya masih berubah-ubah. Polisi juga menggandeng ahli kejiwaan untuk mengobservasi keadaan pelaku karena diduga pelaku mengalami depresi atau gangguan jiwa.

Sebagai sesama ibu, saya berharap jika memang mbak KU ternyata benar-benar mengalami gangguan jiwa maka akan ada penanganan yang serius terhadap kondisi kejiwaannya tersebut agar mbak KU dapat stabil kondisi jiwanya dan tidak membahayakan orang-orang yang berada di sekitarnya. Tetapi apabila ternyata dalam pemeriksaan ternyata normal dan memang sengaja melakukan pembunuhan maka dia harus dihukum seberat-beratnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline