Lihat ke Halaman Asli

Identitas Diri: Dampak Labeing Sosial terhadap Kebiasaan Bersih (Teori Labeling Howard S. Backer)

Diperbarui: 3 Desember 2023   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

       Kebersihan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijaga, seperti yang telah kita ketahui secara umum bahwa menjaga kebersihan akan berorientasi pada hal-hal yang positif seperti mencegah penyebaran penyakit dan menciptakan lingkungan nyaman untuk berbagai kegiatan kita baik pada level individu maupun masyarakat secara luas.

       Saya sendiri sebagai salah satu orang yang sangat suka menjaga kebersihan, bahkan orang-orang disekitar saya mengatakan bahwa saya berlebihan saking obsesifnya saya terhadap kebersihan. Seperti ketika sedang berkumpul dengan teman-teman kemudian secara sadar maupun tidak saya dengan tiba-tiba menglap meja atau merapihkan gelas yang yang berceceran dimeja bahkan ketika makan dan ada sesuatu dari makanan saya jatuh diatas meja maka saya sesegera mungkin membersihkannnya.

       Orang-orang yang dekat dengan saya sudah tidak heran jika mereka melihat keobsesifan saya terhadap kebersihan, mereka mengetahui bahwa saya bisa berulang kali menyapu lantai kamar tidur saya, setidaknya 8 sampai 10 kali dalam sehari. Maka dari itu mereka sampai menjuluki saya sebagai orang yang gila kebersihan.

       Dulu saya mengangap bahwa aktivitas yang saya lakukan merupakan aktivitas yang wajar bahkan saya tidak mengangap itu sebagai sesuatu yang menyimpang dan perlu dihighlight namun karena adanya angapan orang-orang disekitar saya akan aktivitas tersebut dan selalu mereka bicarakan maka secara sadar maupun tidak saya justru semakin intens memperhatikan aktivitas tersebut.

       Kemudian saya sadar bahwa cara orang-orang disekitar saya melabeling suatu hal secara tidak sadar akan mengiring saya untuk berperilaku sesuai dengan label yang mereka berikan. Kemudian saya melihat fenomena itu dapat direlevansi dengan labeling theory oleh Howard S. Backer. Meskipun tidak secara langsung terkait dengan konsep utama teori labeling Howard S. Becker yang lebih fokus pada penandaan (labeling) sosial dan identitas yang terbentuk dari label tersebut, menurut saya kebiasaan ini juga memiliki kaitan dengan prinsip-prinsip teori labeling dalam konteks tertentu.

       Pada dasarnya, jika seseorang secara terus-menerus dikaitkan atau "dilabeli" sebagai seseorang yang sangat obsesif dengan kebersihan, maka hal itu dapat mempengaruhi identitas dirinya. Walaupun tidak secara eksplisit menunjukkan prinsip utama teori labeling, namun label sosial yang dilekatkan oleh orang lain bisa memengaruhi bagaimana individu melihat dan memandang dirinya sendiri.

       Dalam kasus ini, seseorang yang terus-menerus diidentifikasi atau dianggap sebagai orang yang gila kebersihan maka individu tersebut bisa terdorong untuk mempertahankan label tersebut. Ini dapat mencerminkan bagaimana persepsi sosial tentang seseorang dapat mempengaruhi bagaimana individu itu memandang dirinya sendiri, meskipun tidak secara langsung menurut prinsip utama teori labeling.

       Saya mengenal teori labeling dari jurnal teori penjulukan yang ditulis oleh Dadi Ahmad dan Aliyah Nur'aini H, menurut jurnal tersebut teori labeling atau penjulukan dapat disebut sebagai teori reaksi sosial muncul sebagai akibat dari mengenai penyimpanagan perilaku. Menurut teori ini penyimpangan perilaku bukanlah sebuah cara berperilaku, tapi "nama" yang di berikan untuk sesuatu atau label (penandaan). Pandangan ini berbeda dengan pemikiran structural fungsional yang berpendapat bahwa penyimpangan perilaku sebagai perilaku yang dapat menganggu norma-norma sosial di masyarakat.

       Howard S. Backer sebagai tokoh pelopor labeling theory yang telah dibahas diatas merupakan seorang berkebangsaan Chicago yang lahir pada tahun 1928, Backer menerima gelar PhD nya pada umur 23 tahun, kemudian Backer mengajar di Universitas Chicago, juga menjadi peneliti di Universitas Illinois, dan direktur proyek di Community Studies Inc. Kansas City dan sebagai rekan peneliti di Universitas Stanford, kemudian ia juga menjadi profesor sosiologi di Universitas Northwestern, Evanston (utara Chicago) pada 1965. Pada 1991 ia pindah ke Universitas Washington (Seattle) dan pada tahun 1999 ke Universitas California, Santa Barbara.

References

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline