Negara Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai seorang petani. Ternyata menjadi seorang petani tidaklah mudah, banyak kendala atau permasalahan yang terjadi. Seperti masalah kelangkaan pupuk. Dalam memproduksi beras pupuk merupakan salah satu kebutuhan primer bagi petani. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani yakni: urea, NPK phonska, ZA, dan TS36.
Mulai Juli 2022 akan dilaksanakan pembatasan pupuk bersubsidi maupun non subsidi. Hal ini telah disampaikan oleh Airlangga selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sebelumnya, pembatasan pupuk telah dilakukan di beberapa daerah salah satunya di Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Salah satu petani mengatakan bahwa pembatasan pupuk dilaksanakan berdasarkan luas dari sawah yang dimiliki petani. Misalnya seorang petani A memiliki sawah dengan luas 80.000 m2 ia hanya bisa mendapatkan pupuk urea 4, TS36 3, ZA 1, dan petroganik 2. Banyak petani yang merasa bahwa pembatasan pupuk ini sangat menyiksa mereka.
Tentunya permasalahan kelangkaan pupuk tidak bisa didiamkan begitu saja, harus ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yakni dengan beralih ke pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari makhluk hidup. Terdapat 2 jenis pupuk organik yakni dalam bentuk padat dan cair.
Dalam bentuk padat pupuk organik dapat berupa pupuk kandang. Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan yang biasa digunakan yakni sapi, kambing, dan ayam.
Untuk dapat dijadikan pupuk, kotoran hewan perlu melakukan beberapa proses. Pertama kotoran dijemur selama 2 hari. Kedua pindahkan ke lokasi beratap. Terakhir tunggu selama 2 bulan. Setelah 2 bulan, pupuk kandang siap untuk digunakan di sawah. Cara penggunaannya pupuk kadang disebar di sawah sebelum proses penanaman padi.
Sedangkan pupuk cair biasanya berasal dari nasi, mojo, bonggol pisang, rebung, dan berbagai macam buah-buahan. Pembuatan pupuk cair memerlukan waktu selama 15 hari. Setiap pupuk cair memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing yakni:
- Nasi, digunakan untuk proses pembuatan kompos yang berasal dari kotoran hewan.
- Mojo, berfungsi untuk menambah nutrisi pada padi.
- Bonggol pisang, berfungsi untuk menambah anakan pada padi.
- Rebung, berfungsi untuk pertumbuhan padi.
- Buah, digunakan pada padi saat akan berbuah.
Dengan menggunakan pupuk organik, maka petani tidak memerlukan lagi pupuk kimia dan juga pestisida. Sehingga padi yang dihasilkan juga akan menjadi lebih sehat.
Selain itu biaya yang digunakan juga relatif lebih murah karena bahan-bahan yang digunakan berasal dari lingkungan sekitar. Jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk kimia harga padi organik lebih mahal. Berdasrkan survei yang telah dilakukan harga padi organik dalam bentuk gabah mencapai Rp. 6.000,-/kg sedangkan dalam bentuk beras Rp. 15.000,-.