Lihat ke Halaman Asli

Polemik Aku, Kamu, dan Beliau

Diperbarui: 22 Agustus 2021   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku datang menyambut cinta yang dia beri dengan tulus, aku dan dia sekarang jadi kita. Semua tentang kita.. 

Melangkah membingkai asa berbekal segenap doa melangkah berucap Bismillahirrahmanirrahim

Saya memilih mengikuti jejakmu jauh merantau meninggalkan banyak cinta yang besar dirumah masa kecil.. Saat aq dewasa harus pergi meninggalkan mereka bukan perkara mudah. Ada gejolak di hati, ada sisi lain yang harus siap aku bagi karena semua adalah bentuk ibadah. Ku kuatkan langkah hatiku karena Allah. Semua serasa up n down. 

Berada di lingkungan baru, masuk dg banyak karakter baru banyak hal yang harus dipelajari, aku harus beradaptasi dengan banyak dalam waktu singkat itu tentu tidak mudah. 

Seiring waktu ternyata banyak konflik yang terjadi karena perbedaan persepsi, cintaku bukan untuk merebut dia yang saat ini menjadi suamiku, dia yang dulu kau kandung. Tidak ingin merebut perhatian dan cintanya. 

Hingga timbul kecemburuan di hatimu. Se kecewanya saya, hanya berpasrah kepada Allah. Saya Terima sikap tidak legowonya beliau kepada saya. Saya hanya manusia penuh kekurangan. Saya memilih jalan ini niat karena Allah. Meski terasa berat dg ada perpisahan. Allah penuntun saya, pembimbing saya... 

Tuban, 22 Agustus 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline