Lihat ke Halaman Asli

Dwi Santi Maimanah

Mahasiswi IAIN Jember

Mengapa Menjadi Seorang Guru?

Diperbarui: 10 April 2020   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suara.com

'Guru', mendengar kata tersebut mengingatkan kita pada kenangan saat bersekolah dulu. Berkat beliau lah anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak yang cerdas. Di Indonesia, profesi guru saat ini memiliki peminat yang cukup banyak. Hal ini terlihat dari tinggi passing grade jurusan kependidikan baik di PTN maupun PTS seluruh Indonesia.

Bagi sebagian orang, menjadi guru merupakan impian besar dalam hidup mereka. Mereka menganggap menjadi guru merupakan jalan hidup yang mulia. Bahkan mereka berpikir bahwa menjadi seorang guru merupakan sebuah kehormatan yang tinggi.

Ya, karena mereka akan 'digugu dan ditiru'. Pikiran mereka akan menjadi pikiran anak didiknya, ucapan mereka akan menjadi perbuatan siswanya.

Kemauan yang kuat untuk 'mencerdasakan kehidupan berbangsa' menjadi 'modal awal' mereka. 'Modal awal' tersebut ditambah dengan motivasi oleh orang-orang terdekat mereka seperti orangtua, teman, ataupun inspirasi yang diperoleh dari guru-guru mereka dulu.

Mirisnya keadaan bangsa Indonesia yang jauh dari harapan para The Founding Father kita juga merupakan sebuah 'panggilan' bagi mereka untuk ikut serta memperbaikinya.

Banyak jalan untuk memperbaiki Indonesia, tetapi mereka memilih 'mencerdasakan kehidupan berbangsa' sebagai jalan perjuangan mereka dalam membangun negeri tercinta ini. Itu kiranya jawaban ideal dari tanya, "Mengapa menjadi seorang guru?

Mendikbud, Nadiem Makarim, dalam pidatonya menyatakan bahwa 'Semua berawal dan berakhir dari guru'. Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa kualitas generasi bangsa bergantung pada guru.

Guru harus menyiapkan generasi yang berkualitas, namun juga harus siap jadi pesakitan karena dipersalahkan.

Mereka sadar, menjadi seorang guru artinya mendapatkan tanggung jawab besar dalam membangun bangsa. Pendidikan yang baik dibangun oleh guru yang berkompeten. Dari tangan-tangan guru tersebut akan tercipta generasi yang benar untuk bangsa yang besar.

Dari tangan 'lembut' dan 'kasar' para guru ini tercipta para menteri tapi bukan untuk berkorupsi, tercipta pejabat tapi bukan untuk menjilat, tercipta anggota DPR tapi bukan hanya untuk membuat geger.

Bukan, bukan itu yang para guru inginkan. Para guru mempersiapkan muridnya untuk menjadi menteri, pejabat, anggota DPR, dll adalah untuk meneruskan perjuangannya dalam membangun bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline