Lihat ke Halaman Asli

Dwi Elyono

Pencari

Rujak Cingur Cacing Anggora

Diperbarui: 19 Desember 2017   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lho kok kembali, Mas? Kan dulu sudah ke sini, tapi gagal total, nggak dapat yang sampeyan cari, pesugihan dan keris Nogososro.

Nggih, Mbah, kula pantang menyerah. Saya ingin ngelmu lagi ke Njenengan.

Ngelmu apalagi? Lha wong setiap ke sini selalu bungsung kok.

Ngelmu sejati, Mbah, sejatining elmu. Kata wong pinter di dusun saya, itu yang sekarang lagi ngetren.

Salah, yang ngetren sekarang itu makan rujak tapi bukan rujaknya, bungkusnya.

Maksud Mbah, yang dimakan bungkusnya bukan rujaknya?

Betul, yang dimakan bungkusnya, rujaknya dibuang. Cilakanya lagi, bungkusnya sudah diganti ember. Dan lebih cilaka lagi, embernya nggak boleh sembarang ember. Harus ember khusus buatan empu ember senior. Ember-ember lain tidak boleh dimakan.

Elmu sejati kok ngawur gini, Mbah?

Bahkan budaya ember digalakkan di mana-mana. Di kota-kota besar diadakan lomba ember. Lomba ember anti bocor, anti mletek, tahan banting.

Njenengan tambah ngawur, Mbah.

Berarti sampeyan masih waras dan peka. Coba jawab pertanyaan Mbah ini kalau sampeyan ingin ngelmu sejati. Sampeyan pernah ketemu cacing Anggora?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline