Nuwun sewu Ibu Nila Farid Moeloek, Ibu Siti Nurbaya Bakar, dan Pak Joko Widodo, saya bermaksud menyampaikan sesuatu yang sangat sepele, yang jarang kita pikirkan dan rasakan, tapi yang terlalu sering kita saksikan dan lakukan dan yang membuat lingkungan Indonesia dan kesehatan kita semua rusak. Hampir setiap rumah tangga di Indonesia membakar sampah, baik sampah organik maupun unorganik, seperti misalnya plastik, karet ban, bungkus aluminium, botol kaca, dan sebagainya. Sebagian besar dari kita, apalagi kita yang berkecimpung dalam dunia kesehatan dan lingkungan, tahu betul betapa bahayanya asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah unorganik. Gas beracun yang dihasilkan mengakibatkan berkurangnya oksigen dalam darah, yang selanjutnya memicu beragam penyakit. Gas beracun dari sampah juga memicu berbagai macam kanker. Efek buruk yang langsung kita rasakan adalah panas dan mencekiknya udara, yang menyebabkan sesak napas, sakit tenggorokan, sakit mata, dan sakit kepala.
Seandainya tidak ada sama sekali rumah tangga di Indonesia yang membakar sampah unorganik, betapa bersihnya udara Indonesia, dan betapa sehatnya kita, dan betapa hemat triliunan rupiah kita dan negara kita karena 'tidak jadi' sakit gara-gara polusi gas beracun.
Pembangunan puskesmas, yang menghilangkan penyakit, di pelosok-pelosok mestinya diimbangi dengan kampanye peniadaan 'kegiatan yang menimbulkan penyakit,' dalam hal ini pembakaran sampah unorganik.
Reboisasi dan penghutanan tanah tandus, yang menyumbang oksigen, perlu diimbangi dengan dihentikannya pembakaran sampah unorganik, yang menghilangkan oksigen, di seluruh Indonesia.
Pemerintah, melalui kerjasama kementerian kesehatan dan kementerian lingkungan dan kehutanan, perlu menjalankan program peniadaan pembakaran sampah unorganik. Berikut adalah salah satu program yang bisa dilakukan: setiap kabupaten/kota perlu memiliki tempat terpusat pengolahan sampah unorganik. Sampah unorganik di setiap desa perlu dikumpulkan di satu titik di pojok desa, kemudian diangkut ke tempat pengolahan terpadu kabupaten/kota. Sebagian besar sampah plastik, beling, dan semacamnya didaur ulang menjadi barang berguna yang bisa dijual. Pendapatan dari penjualan barang hasil daur ulang bisa digunakan untuk biaya operasional pengolahan limbah, termasuk pengangkutannya, dan dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk, misal, dana pembangunan desa, dana sekolah gratis, dana peningkatan kualitas puskesmas, dan lain-lain.
Peniadaan pembakaran sampah unorganik sangat mendesak, dan apabila dijalankan dengan program di atas, manfaatnya adalah, sekali lagi udara bersih dan menyehatkan, dan pemerolehan dana pembangunan dari kita untuk kita.
Salam hormat,
Dwi, warga Jawa Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H