Lihat ke Halaman Asli

Dwi Elyono

Pencari

Ngelmu Pesugihan, Cara Kuno Menjadi Kaya

Diperbarui: 29 Juli 2017   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sampeyan ingin kaya?

Nggih, Mbah. Ini sampun kula siapkan karung bago. Malah kalau kurang, ini ada tas kresek, buat ngadahi uangnya. Kembang jangkep, menyan, minyak wangi semua sudah saya siapkan.

Gampang. Syaratnya cuma satu, yaitu 'jangan ingin kaya'.

Lha supaya tidak ingin kaya, gimana caranya?

Sampeyan bener . . . ingin tidak ingin kaya? Gampang. Syaratnya cuma satu, yaitu 'jangan ingin kaya', karena di balik keinginan sampeyan untuk tidak ingin kaya, kan terselip keinginan untuk kaya toh?

Saya sudah jauh-jauh ke sini, Mbah, tiga hari tiga malam, karena selain perjalanan jauh, juga masih ngelakoni di tempat-tempat keramat sebagai bekal menemui Mbah. Dan ini karung dan tas kresek sudah saya siapkan.

Iya, saya sudah tahu. Malah kalau masih kurang, di sebelah ada bakul pupuk. Sampeyan bisa nempil bago di situ. Kalau sampeyan sudah tidak ingin kaya, pada titik itulah sampeyan sudah kaya raya. Tinggal di gubug serasa di kraton. Makan tahu tempe serasa rawon. Ngontel serasa Avanza bahkan Pajero. Tas kresek serasa Gucci.

Tapi gimana caranya agar bisa tidak ingin kaya?

Sampeyan sendiri yang bisa menjawab.

Kula?

Nggih, sampeyan. Kalau sampeyan sudah tidak ingin kaya, pada titik itulah sampeyan sudah menggapai kekayaan sejati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline