Lihat ke Halaman Asli

Dwi RatnaYulianti

seringkali aku berfikir setiap hari bekerja tiada henti, tapi setiap orang bertanya padaku tidak tahu apa pekerjaanku sebenarnya

Pembelajaran Berbasis Proyek Menjadi Salah Satu Program Belajar Favorit Semarakan Merdeka Belajar

Diperbarui: 26 Mei 2023   04:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi dari Group Whats App

Berbicara tentang masalah pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan karena sejak manusia baru lahir hingga menua masih bergelut dengan pendidikan, karena pendidikan itu luas tidak hanya cukup disekolah dimanapun seseorang hidup disitulah memproleh pendidikan. Dengan kata lain pendidikan adalah sebuah proses yang harus dilalui seseorang sebagai bekal dasar menuju ketahap berpikir dewasa berprilaku dewasa, berkepribadian sempurn. Baik melalui pengajaran, sekolah, lingkungan dan pengalaman kehidupan sehari-hari. Dan setiap generasi yang lahir akan menjadi pemimpin sebatas untuk dirinya sendiri, untuk memproleh pemimpin-pemimpin yang baik sudah pasti pembenahan pendidikan. Jika pendidikan yang diberikan buruk sangat mustahil mendapatkan pemimpin sesuai harapan.

Pendidikan di Sekolah tidak bisa lepas dari kurikulum karena kurikulum salah satu alat pendidikan dan pedoman dalam meyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut kurikulum berubah mengikuti perubahan zaman. Maka lahirlah sebuah inovasi dibidang pendidikan yang diberi nama dengan kurikulum merdeka belajar. Merdeka belajar pada hakekatnya memberi kebeban pada guru dan siswa berfikir kreatif, mandiri sesuai dengan potensi minat kemampuan peserta didik untuk menuju kehidupan yang lebih baik, bebas bukan berarti lepas namun berdasarkan nilai-nilai dan aturan kemanusiaan yang berlaku.

Dalam Kurikulum merdeka terdapat metode Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning PBL) yang menjadi salah satu program merdeka belajar dimana pembelajaran dilakukan dengan bekerja sama sehingga dalam satu kelas terbagi menjadi beberapa kelompok. Dalam pembelajaran berbasis proyek siswa melakukan penyelidikan melalui pengalaman yang dilakukan sehari-hari dalam menyelesaikan permasalahan dari sebuah pertanyaan yang diajukan. Diharapkan dari proses tersebut siswa akan mengerti manfaat belajar yang akan berguna untuk bekal hidupnya nanti. Metode pembelajaran berbasis proyek bertentangan dengan pembelajaran tradisional yang mengandalkan ceramah dan hafalan. Dalam metode ini sangat dibutuhkan guru yang berfikir dan bersikap kreatif agar menjadikan suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga siswa lebih semangat saat belajar.

Dikutip dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_berbasis_proyek# Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip yaitu 1) prinsip sentralistis menegaskan bahwa kerja proyek adalah esensi dari kurikulum. Peserta didik belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Jadi kerja proyek bukan artifisial atau tambahan dan aplikasi praktis melainkan merupakan sentral dari kegiatan pembelajaran di kelas. 2) Prinsip pertanyaan penuntun berarti bahwa kerja proyek dimulai dengan berfokus pada "pertanyaan atau permasalahan" yang mendorong peserta didik berusaha memperoleh konsep atau prinsip-prinsip tertentu. 3)Prinsip investigasi konstruktif merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri (penyelidikan), pembangunan konsep, pemecahan masalah, dan keputusan. 4) Prinsip otonomi mengandung pengertian, bahwa terdapat kemandirian peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan supervisi yang minimal, dan bertanggung jawab. 5) Prinsip realistis berarti bahwa proyek yang dilakukan berhubungan dengan kehidupan nyata dan bukan dibuat-buat. Peserta didik membuat suatu proyek yang nyata dan berfokus pada permasalahan yang otentik, dan bukan simulasi.

Pembelajaran berbasis proyek seolah-olah hampir berkiblat pada model pembelajaran CTL Contextual Teaching Learning yang ditemukan oleh John Dewey (1916) dimana proses pembelajaran keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan kehidupan nyata sehingga siswa tidak hanya mendapatkan informasi dari guru namun mencari informasi materi pelajaran sendiri atau bersama kelompok. Ada beberapa manfaat dan kelebihan model pembelajaran CTL yaitu siswa lebih peka terhadap lingkungan karena mendapatkan pengalaman saat belajar, memproleh keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk masa akan datang, Selain itu CTL lebih menekankan pada penguasaan materi dibandingkan mengejar nilai tinggi. CTL memiliki 7 komponen sebagai pondasi pelaksanaan proses pembelajaran yaitu:

  • Kontruktivisme yaitu: proses pembelajaran yang lebih menekankan membangun pemahaman secara aktif, kreatif berdasarkan pemahaman terdahulu dari pengalaman belajar.
  • Inkuiri proses pencarian dan penemuan dengan langkah-langkah merumuskan masalah, bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan menyimpulkan.
  • bertanya dalam CTL siswa tidak mendapatkan ceramah berkepanjangan dari guru namun guru memancing agar siswa dapat menghasilkan pertanyaan dari pengamatan sebelumnya sebagai contoh pertanyaan apa bahan utama tempe? dan bagaimana proses pembuatan tempe? dari beberapa pertanyaan tersebut ada banyak yang harus diamati untuk mencari jawabannya. dengan bertanya dapat mencari jawaban dari yang belum diketahui dan memahami lebih jauh yang telah diketahui.
  • Masyarakat belajar dari sinilah siswa akan menyadari manusia tetap sebagai makhluk sosial hakekatnya suatu masalah tidak dapat diselesaikan sendiri tetapi membutuhkan bantuan orang lain dengan berkomunikasi dengan orang lain dapat membentuk pemahaman dan pengetahuan siswa pembelajaran diproleh dari hasil kerjasama dengan orang lain.
  • pemodelan  proses pembelajaran memperagakan, menirukan sesuatu dari ahlinya atau dari sesuatu yang dilihat saat pengamatan didalam CTL model tidak hanya guru. Dengan cara belajar ini akan lebih mudah dipahami dari pada mendengakan cerita
  • Refleksi proses mengingat kembali pengalaman, pelajaran yang telah dipelajari dengan mengurutkan kejadian materi pembelajaran yang telah dilalui sebelumnya.
  • Penilaian nyata yaitu pengumpulan data yang dapat melihat perkembangan siswa penilaian tidak hanya dilakukan guru tetapi bisa dilakukan oleh teman atau anggota kelompok. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, pengalaman belajar berpengaruhi positif terhadap kecerdasan, mental dan sikap yang baik. Dan ketrampilan yang dipelajari apakah benar-benar sudah dapat dipakai untuk bekal dikemudian hari.

Ada banyak persamaan Pembelajaran Berbasis Proyek PBL dengan CTL dan tentunya kedua model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan masing-masing hanya saja didalam pembelajaran PBL siswa belajar berkelompok sudah pasti setiap kemampuan, sifat, dan keinginan siswa berbeda yang dikhawatirkan menghadapi siswa yang memiliki sifat malas dan keinginannya menggantukan diri pada temannya dan begitu pula sebaliknya siswa yang merasa cerdas namun tidak ingin bekerja bersama kelompoknya, disinilah dibutuhkan kerja keras guru untuk memotivasi siswa tersebut. Sedangkan model pembelajaran CTL bisa dilakukan berkelompok ataupun secara individu sehingga memberi kebebasan pada guru untuk memilih.

Dengan PBL mendidik siswa belajar menyelesaikan tantangan dan masalah secara berkelompok, memahami arti penting bergontong-royong, belajar menerima pendapat orang lain, mendengarkan keputusan hasil musyawarah, siswa akan lebih berpikir terbuka menghadapi masalah karena saat belajar memproleh bebagai pengalaman permasalahan dalam kehidupan nyata bukan sekedar teori,  pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan bisa dilakukan didalam kelas, dialam terbuka dimana saja sesuai dengan materi pelajaran yang dihadapi, siswa lebih mengenal lingkungan sebab saat belajar berbaur dengan masyarakat sekitar.  Dan dengan didukung kecanggihan teknologi diera masa kini bisa menjadi salah satu alat pendukung pembelajaran lebih mudah dan nyaman.

Yang pasti Kurikulum Merdeka akan berjalan jika ada kerjasama dan komunikasi yang baik  antar sekolah, masyarakat sekitar, dan wali murid agar terwujud sistem pendidikan yang lebih baik dan modern. Dan semangat Semarak Merdeka Belajar tetap ada bukan hanya untuk sekejap waktu agar tercipta generasi penerus beriman, berkepribadian sempurna, jujur, cerdas membawa Indonesia lebih maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline