Labuan Bajo yang berada di kecamatan Komodo, sekaligus Ibu Kota kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai ikon pariwisata Nusa Tenggara Timur. Labuan Bajo juga ditetapkan sebagai satu dari 10 destinasi wisata prioritas, dengan keanekaragamnya destinasi wisata seperti Taman Nasional Komodo yang menjadi tujuan utama wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Bukan hanya itu Labuan Bajo juga menyuguhkan keindahan laut, pulau, gua dan budaya lokal yang dapat memanjakan mata wisatawan yang berkunjung ke sana.
Saya pun ikut penasaran dengan keindahan Labuan Bajo, akhirnya saya memutuskan untuk liburan di tengah padatnya kuliah. Tepatnya bulan april 2017, saya dan keluarga pergi ke sana dengan jadwal penerbangan pagi dari Bandara Soekarno Hatta dan transit selama 2 jam di Bali, setelah itu baru lanjut flight ke Labuan Bajo kurang lebih 1 jam tanpa adanya perbedaan waktu.
Untuk landasan pacu Bandara komodo tidak begitu luas, begitu pun di dalam ruang bandara-nya hanya terdapat satu baggage claim, meski pun terkesan sederhana dan tidak luas tetapi Bandara Komodo tetap nyaman dan bersih. Sesaat setelah keluar bandara saya harus membeli sim card telkomsel, dikarenakan pada saat itu satu-satunya provider yang tersedia hanyalah Telkomsel.
Pada saat di Labuan Bajo saya dan keluarga menginap selama 5 hari 4 malam, untuk tempat menginap, kami memilih bermalam di Pagi Hotel karena lokasinya strategis dengan tempat kuliner yang terkenal dengan seafood nya. (Jalan Soekarno Hatta Labuan Bajo Indonesia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia).
Selama saya di sana, saya mengunjungi beberapa destinasi wisata seperti Gua Cermin, Taman Nasional Komodo, Pulau Padar, Pantai Pink, Gua Rangko, Kampung Ujung, Waecicu, Bukit Silvia, Spider Rice Field dan Ruteng.
Di setiap daya tarik yang saya kunjungi memiliki keunikan budaya dan keindahan alam tersendiri dan mempunyai jalur akses yang berbeda-beda ada yang bisa dilalui dengan transportasi darat, laut ataupun darat dan laut. Hari Pertama saya mengunjungi daya tarik yang harus ditempuh dengan transportasi laut yaitu Taman Nasional Komodo, Pink Beach, Padar Island.
Kalau daya tarik yang ditempuh melalui transportasi darat yaitu wisata kuliner kampong ujung, Ruteng, Gua batu cermin, Gua rangko, tetapi gua rangko ini ditempuh dengan jalur darat dan air.
Di Taman Nasional Komodo, saya menyaksikan salah satu keajaiban dunia yang membuat saya berdecak kagum, melihat langsung beberapa Komodo besar yang sedang berjemur, dan bukan hanya itu saya bisa berfoto secara dekat dengan komodo tentunya dalam pengawasan, saya ditemani oleh seorang pemandu wisata disana yang dikenal dengan sebutan ranger. Ranger di sana biasanya merupakan masyarakat lokal yang telah mendapat pelatihan khusus.
Sepanjang jalan menyusuri Taman Nasional Komodo, ranger memberikan informasi seputar sejarah dari Taman Nasional Komodo tersebut.di luar dari dugaan saya, ternyata disana terdapat rumah-rumah penduduk yang masih ditempati hingga sekarang. Di sana terdapat dua rute perjalanan yang dapat kita pilih yaitu rute panjang dan pendek dan selalu ada briefing sebelum memulai eksplorasi.
Setelah dari Taman Nasional Komodo, saya langsung berpindah ke destinasi selanjutk,nya yaitu Pulau Padar. Di Pulau Padar, saya dan kakak saya harus mendaki untuk mendapatkan pemandangan 3 teluk.