Lihat ke Halaman Asli

Dirgahayu Jakarta ke-487

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14039273761362734706

Jakarta, Kota besar yang menjadi ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia ini baru saja menginjak usia yang ke 487. Berawal dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun yang lalu, kemudian kota Jakarta berkembang menjadi pusat perdagangan Internasional yang ramai.

Awal mula nama kota Jakarta adalah Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan kelompok besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke Bandar Kelapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang pemuda bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa.

Fatahillah lalu mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Jayakarta sendiri mempunyai arti yaitu kota kemenangan atau kota kejayaan. Orang-orang Belanda lalu datang pada akhir abad ke 16 dan kemudian menguasai Jayakarta.

Setelah dikuasai oleh Belanda, nama Jayakarta pun berubah menjadi Batavia. Lalu pada masa pendudukan jepang barulah berganti nama menjadi djakarta atau sekarang dikenal sebagai Jakarta. Jakarta sendiri ditetapkan menjadi Ibukota Indonesia setelah Proklamasi. Penduduk asli Jakarta yaitu kita kenal dengan nama suku Betawi. Betawi itu sendiri sebenarnya campuran dari berbagai macam suku di Indonesia maupun orang asing yang dulu menghuni tanah Jakarta.

Mengamati kota Jakarta bagaikan membaca catatan panjang yang merekam berbagai kejadian di masa lampau. Bangunan-bangunan dan berbagai lingkungan di Jakarta menyimpan jejak-jejak masyarakatnya, bagaimana mereka bersikap menghadapi tantangan zamannya, memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia menyimpan suka dan duka serta pahit dan manisnya perkembangan, di mana kita dapat menyerap pelajaran yang berharga.

Jakarta, kota yang menjadi tujuan utama masyarakat mencari penghasilan. Jakarta pun menumpuk dengan berbagai macam warga pendatang dari berbagai macam suku dan negara. Bahkan kota Jakarta sendiri sekarang sudah dipenuhi oleh orang-orang bukan asli Jakarta, yang bahkan pemimpinnya pun sekarang bukan orang asli Jakarta. Dan yang membuat tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah Ulang tahun Jakarta tanpa adanya kehadiran seorang Gubernur yang mana kini Gubernur tersebut mencalonkan diri sebagai capres pada pilpres 2014.

Bukan Jakarta namanya kalau tidak macet, bukan Jakarta namanya kalau bersih dari sampah. Miris memang, tapi inilah kenyataan yang ada dari dulu sampai sekarang. Pertanyaannya adalah, mampukah kita, sebagai warga Jakarta turut membantu mengurangi masalah yang menjadi kenyataan yang kurang megenenakkan ini? Mengutip slogan Gubernur dan Wakil Gubernur sekarang yaitu "Jakarta Baru" Sudahkah kita menemukan sesuatu yang baru dari kota Jakarta? Apakah perubahan tersebut bersifat positif atau negatif? Kita lah sebagai warga Jakarta yang menentukannya. Mari kita ubah Jakarta bersama-sama karena Jakarta adalah milik kita bersama. Mulai dari diri kita sendiri, taatilah peraturan yang berlaku, lalu mari kita mengajak orang lain untuk berusaha mengubah Jakarta. Saya yakin jika semua warga Jakarta mempunyai kesadaran yang sama dalam pikirannya yaitu "Buanglah sampah pada tempatnya" tidak mustahil jika Jakarta menjadi kota yang bebas dari sampah.

Selamat Ulang tahun kota Jakarta ku yang ke 487.

Semoga Bermanfaat.

Danar Drestanto

PUSGERAK BASIS UNJ




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline