"Wiii bagus banget pemandangannya," seru anakku saat nonton Lord Of The Rings, salah satu film favorit saya. Selain jalan ceritanya yang seru, lokasi syutingnya luar biasa cakep. Namun, andai kami berkesempatan berkunjung ke Likupang, mungkin kekaguman akan pemandangan lokasi LOTR itu langsung hilang. Berganti dengan keterpanaan menyaksikan sekeping tanah surga sejauh mata memandang.
Likupang, destinasi wisata yang berada di Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara ini sedang naik daun. Bersama destinasi wisata Danau Toba Sumatera Utara, Borobudur Jawa Tengah, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur dan Mandalika Nusa Tenggara Barat, Likupang ditetapkan olek Kemenparekraf sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia.
Salah satu alasan Kemenparekraf menentukan Destinasi Super Prioritas adalah keindahan alamnya. DSP Likupang menawarkan panorama andalan berupa pantai pasir putih nan indah, alam bawah laut yang alami mempesona, hamparan perbukitan hijau yang menawan hingga kuliner yang tak ditemui di daerah wisata lain di Indonesia.
Kini Likupang sedang berhias. Kemenparekraf dan pemerintah daerah setempat bekerja keras membangun infrastruktur demi menjadikannya tujuan wisata kelas dunia. Harapan saya untuk Likupang sebagai daerah wisata adalah:
- Menerapkan asas pariwisata berkelanjutan
Sustainable Tourism Destination sedang naik daun belakangan ini, terutama dalam rangka membangun kembali bisnis pariwisata yang sempat kolaps karena krisis akibat pandemi. Pariwisata berkelanjutan adalah konsep berwisata yang membawa dampak positif terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial budaya, baik bagi masyarakat di obyek wisata maupun bagi wisatawan yang berkunjung untuk menikmati panorama.
Saya sangat berharap, pembangunan infrastruktur tetap memperhatikan keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan. Sehingga polesan terhadap obyek-obyek wisata tidak merusak alam. Ekosistem bawah laut Likupang tetap terpelihara kelestariannya.
- Mempertahankan ciri khas daerah/obyek wisata
Obyek wisata berornamen unik sedang nge-trend. Tapi bagi saya ornamen aneh-aneh itu malah merusak daya tarik alami obyek wisata itu sendiri. Harapan saya, Likupang tak perlu dipoles dengan aneka ornamen ala-ala Korea, Jejepangan, atau apalah. Jika ingin mengenalkan Likupang melalui ikon tertentu, hendaknya memanfaatkan angle atau obyek khusus yang tersedia secara alami, sehingga yang memandang foto atau menyaksikan video bisa terbayang "Oh, ini toh Likupang"
- Mengoptimalkan peran penduduk setempat
Tujuan membangun obyek wisata tentunya tak hanya berharap aliran pendapatan kas negara. Namun hendaknya taraf hidup masyarakat setempat turut meningkat. Pemerintah sudah selayaknya membekali masyarakat Likupang dengan kemampuan dan keahlian yang bisa menunjang pembangunan obyek wisata. Berbagai kursus dan pelatihan untuk menghasilkan produk suvenir atau makanan ringan lokal Likupang sangat menunjang semakin tenarnya nama Likupang hingga keluar daerah. Tak hanya ditawarkan di lokasi obyek wisata, produk-produk andalan Likupang diharapkan bisa dipasarkan secara luas memanfaatkan dunia digital.
- Fasilitas obyek wisata yang memadai