Lihat ke Halaman Asli

Kebimbangan Jurnalisme Pro Pembangunan dan Pro Lingkungan

Diperbarui: 23 Mei 2017   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tahun 1970-an tampak bahwa lingkungan dan partisipasi adalah dua  aspek terkait yang tak terpisahkan dari 'ketidakpuasan hijau' yang sama. Sejak sekitar  1970 bahwa ketidakpuasan telah meningkat secara bertahap, didukung oleh pertumbuhan . Kepedulian lingkungan, dan diperkuat oleh lingkungan yang berurutan  Konflik. Selalu ada dua aspek yang sejalan dengan itu Ketidakpuasan hijau: protes selalu memperhatikan beban lingkungan hidup.Keputusan yang direncanakan dan cara keputusan diambil. Ketidakpuasan ganda diungkapkan saat mencemari industri atau individu  Bisnis didirikan, ketika pekerjaan infrastruktur dilakukan, dengan pembangunan jalan baru dll. Warga dan lingkungan  gerakan menyuarakan keberatan mereka terhadap isi keputusan yang sebenarnya prihatin karena dampak lingkungan yang terlibat, begitu juga dengan cara pengambilan keputusan, terutama karena kekurangannya partisipasi publik persis sama sekali ketidakpuasan ganda sedang terjadi.  Diungkapkan dalam demonstrasi lingkungan yang dilakukan hari ini, demonstrasi terhadap perluasan bandara di mana-mana di Eropa, misalnya, atau protes bersuara menentang 'globalisasi': keberatan terhadap konten sebenarnya keputusan berjalan seiring dengan keberatan terhadap yang tidak partisipatif.

            Aliran jurnalisme lingkungan mulai menyebar pada tahun 1972 dan dipelopori oleh United nations Environment programme. Pembangunan merupakan sebuah konsep yang berkaitan erat dengan politik yang mulai berjalan pasca perang dunia kedua. Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, mall, bandara, hotel, dan sebagainya dapat berhasil tanpa penolakan karena jurnalis memberitakan dampak positif dari adanya pembangunan, dan tidak menyoroti dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pada masa itu, isu lingkungan hanya sekadar menyinggung daripada menjadi bagian integral dari pembangunan. Sehingga aliran Lingkungan pun mulai untuk melebarkan sayapnya ke dunia politik.

            Jurnalisme lingkungan mulai dari konsep pelayanan sosial yang memberikan suara untuk perjuangan kelompok. Sehingga jurnalisme lingkungan memiliki peran untuk menjadi media yang membela kelompok tertentu.  Jurnalisme lingkungan merupakan sebuah media yang digunakan sebagai alat pemberitaan media masa tentang lingkungan oleh jurnalis untuk semua orang. Jurnalisme pembangunan sendiri lebih memajukan para audiens untuk memperbaiki, emajukanm atau mensejahtrakan kehidupan mereka, baik diidang ekonomi, politik, hokum, kesehatan,dll (Rachmiatie, 2005: 219).

            Tepat pada tahun 1971 masyarakat mulai diajak melihat pembangunan. Hal ini enimbulkan perhatian erhadap persoalan kemiskinan dan keadilan, pada tahun 2000 United nations dalam deklarasi mengatakan bahwa globalisasi membutuhkan nilai-nilai kebebasan, persamaan, solidaritas, toleransi, menghargai alam dan saling bertanggung jawab.pembangunan harus ditujukan untuk menghapus kemiskinan dan melindungi lingkungan.

            Banyak jurnalisme lingkungan dalam watchdogyang efektif dan dapat memobilisasi aktivis sipil. Tradisi jurnalisme lingkungan ini dapat memperkaya junalisme pembangunan mengarah promosi, sedangkan jurnalisme pembangunan mengarah pada propaganda yang bertujuan meyakinkan orang akan manfaat dari sebuah pembangunan.

            Kedua jusrnalisme ini saling berhubung an satu dengan yang lain dimana junalisme pembangunan dapat memberikan kontribusi terhadap lingkungan. Pengetahuan yang mendalam dari developmentalisme memperkaya jurnalisme pembangunan. Jurnalisme pembangunan memiliki kemampuan untuk menyebarkan isu-isu, sedangkan jurnalisme lingkungan dapat memperkaya aspek jurnalisme pembangunan dalam peran watchdog dan advokasi.

Jurnalisme pembangunan dapat mempengaruhi jurnalisme lingkungan. Misalnya dari segi: a. Sumber (Sources). Jurnalisme lingkungan menjadi memperluas penggunaan sumber seperti dari bidang hukum, ilmuwan, kelompok penekan, dan juga dari elit. b. Bingkai (Frames), seperti berita tentang keunikan kecelakaan nuklir, kebocoran gas di Bhopal. c. Kekurangan keahlian. Kekurangan pengetahuan dan adanya tekanan dari pihak lain.

Referensi

Seni, B. (1998) Pengaruh Politik Global LSM, Books International, Utrecht.

Blower, A. (1984) Sesuatu di Air. Kekuatan perusahaan dan Lingkungan, Harper

dan Row, London.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline