Lihat ke Halaman Asli

Bolu Gulung Meranti, oleh-oleh khas Medan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ada dua cara mengetahui kalau pesawat terbang dari Medan sudah mendarat. Yang pertama, lihat di layar informasi. Perhatikan status nomor penerbangan pesawat dari Medan sudah Landed / Mendarat; dan kedua perhatikan tentengan penumpang yang keluar dari terminal. Kalau melihat banyak yang membawa tentengan kardus bertuliskan Meranti besar-besar, bisa dipastikan pesawat dari Medan sudah mendarat.

Bolu gulung Meranti, saat ini menjadi icon dan primadona oleh-oleh bagi wisatawan atau traveller yang mengunjungi kota Medan, juga menjadi favorit masyarakat kota Medan sendiri kalau bepergian. Sebenarnya kepopuleran bolu gulung Meranti baru dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sebelumnya pada era tahun 80-an, oleh-oleh khas Medan adalah sirup markisa. Memasuki tahun 90-an, pamor sirup markisa mulai redup, berganti dengan kue bika ambon.

Bika Ambon sampai sekarang sebenarnya masih tetap favorit, ada satu jalan di kotaMedan, Jalan Mojopahit, yang ujung ke ujung hampir semuanya menjual bika ambon. Merk dagangnya pun sederhana, sebagian besar menggunakan nama pemiliknya sendiri sehingga ada merk Acai, Ati, Ratna, Monica, Zulaikha dan lain sebagainya.

Berbeda dengan masa kejayaan bika ambon yang pemainnya banyak, berbicara mengenai bolu gulung praktis orang hanya mengenal satu nama, Meranti. Bukannya tidak ada pemain lain, bolu gulung sebenarnya bukan kue jenis baru, hampir semua orang yang hobi membuat kue jugabisa membuat bolu gulung. Oleh karena itu sebenarnya banyak juga yang mencoba peruntungan dengan menjual bolu gulung merk lain, tetapi  tetap saja tidak bisa menggoyang ketenaran dan kepopuleran bolu gulung Meranti. Toko sekaligus tempat produksinya terletak di Jalan Kruing, sebuah jalan kecil dan menyempil di sekitar daerah Petisah sehingga parkir mobil sangat sulit apalagi pada saat-saat ramai, tidak buka cabang, tidak dijual di toko manapun lainnya, dan membelinya harus berdesakan karena tempatnya sempit dan seperti berebutan sembako. Kadang lucu melihat pembeli yang bergerombol di depan sales berebutan mengacungkan dan menyodorkan  uang 50/100 ribuan ke sales. Begitu uangngnya diambil, cepat-cepat beritahu mau pesan apa-apa saja, si penjual mencatat di secarik kertas kecil yang kemudian diserahkan kepada karyawan lain untuk menyiapkan pesanannya.

Tetapi itu dulu, sejak setahun terakhir ini bolu gulung Meranti sudah menginvestasikan sistem penjualan berupa mesin kasir Point of Sale (POS) yang membuat pelayanan penjualannya menjadi lebih baik, lebih cepat dan bagi pembeli lebih nyaman. Begitu masuk ke toko, ada sebuah meja sales, kalau ramai bisa dilayani oleh 2 orang sales sekaligus. Di meja ini pembeli bisa melihat katalog bolu gulung yang disertai gambar dan harga. Pembeli tinggal menyebutkan mau beli item mana, berapa buah kepada sales yang meng-input ke komputernya. Setelah itu pembeli diberi struk pesanan untuk selanjutnya dipersilakan membayar ke kasir.

Periksa kembali struk pesanan yang dibuat, kalau sudah benar serahkan kepada kasir, bayar dan diberikan struk pembayaran yang dilengkapi dengan nomor tunggu. Di Meranti hanya menerima pembayaran tunai atau kartu debit BCA dan Mandiri. Tidak menerima pembayaran menggunakan kartu kredit. Setelah menerima struk pembayaran, Anda dipersilakan menunggu 5 - 10 menit menunggu bolu gulungnya disiapkan.

Bolu gulung Meranti pada dasarnya diproduksi massal. Tetapi isi kremnya yang ada pilihan keju, cokelat nenas, moka, bluberry itu baru diolesi sebelum digulung dan tersedia juga pilihan topping tambahan keju, cokelat baru diolesi ketika ada yang memesan. Kecuali untuk beberapa item yang sangat-sangat laris seperti isi keju, cokelat, item yang lain perlu waktu untuk menunggu sebentar.

Tetapi berkat sistem penjualannya yang menggunakan POS yang menyediakan nomor tunggu, pembeli tidak perlu bergerombol lagi di meja penyerahan. Pembeli boleh beristirahat dulu di bangku panjang yang disediakan.

Pesanan yang sudah siap dikeluarkan dari dapur (produksi), karyawan di meja penyerahan memanggil nomor antrian pembeli, pembeli menunjukkan struk pembayarannya untuk di-cross check kembali dengan kue yang disiapkan. Jika membeli lebih dari 1, tersedia kardus isi 4, 6, atau 8 yang diberikan secara cuma-cuma agar mudah ditenteng. Kardus-kardus inilah yang terlihat ditenteng penumpang dari Medan dan bisa menjadi penanda kalau pesawat dari Medan sudah mendarat.

Investasi pada sistem yang baik bisa meningkatkan kualitas pekerjaan dan layanan, seperti yang dilakukan oleh pemilik bolu gulung Meranti.  Pada saat pembeli datang ke toko, pembeli yang masih harus melihat-lihat, bertanya-tanya, atau mungkin juga menghitung-hitung dilayani oleh sales dengan perangkat POS-nya sendiri. Jangan sampai menghalangi pembeli yang hanya ingin membayar. Pesanan yang tercatat dibagian sales ini belum dianggap sebagai penjualan karena belum bayar. Bisa saja terjadi ada pembeli yang setelah masuk pesan ini itu, kemudian berubah pikiran dan keluar tanpa membayar.

Tahap pembayaran inilah yang dibukukan sebagai transaksi pasti. Kasir yang menerima pembayaran tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar mengenai jenis kue, harga, rasa dsb.  Tugasnya hanya memastikan uang yang diterima persis sesuai dengan nomor pesanan yang "ditarik". Kasir bahkan tidak perlu meng-input lagi jenis dan jumlah kue yang dipesan, cukup "tarik" nomor pesanan, lihat angka rupiahnya, terima pembayaran, pastikan jumlahnya betul, cetak struk..., selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline