Lihat ke Halaman Asli

Cuti Bersama

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambil menikmati "cuti bersama", saya mencoba memikirkan apa dan darimana cuti bersama itu berasal. Setelah melewati perenungan beberapa waktu, saya mendapatkan pecerahan rupanya cuti bersama adalah hasil karya pejabat-pejabat pemalas.

Rupanya pejabat-pejabat pemalas ini sebenarnya mempunyai sedikit rasa malu, karena kalau hanya membolos sendiri dan ketahuan, malu. Jadi daripada malu sendiri, daripada malas sendiri, mengapa tidak mengajak masyarakat malas sekalian saja. Sebagai negara yang multi etnis dan multi agama, boleh dikata Indonesia adalah negera dengan hari libur terbanyak di dunia. Resminya, diluar cuti bersama dan cuti atas kesepakatan bersama, tahun 2012 ada libur nasional yang warna tanggalnya merah di kalender. Ditambah dengan 3 hari cuti bersama dan 5 hari cuti kesepakatan bersama untuk libur lebaran, total jendral 22 hari. Ditambah libur Hari Sabtu dan Minggu sebanyak 52 x 2 = 104 hari, hari kerja efektif dalam setahun hanya 365 - 126 = 239 hari. Ini belum lagi dihitung hari libur terpaksa seperti ketika terjadinya demo buruh, sakit, dsb. Jadi sebagai rakyat, apakah kita harus bilang wow kepada pejabat-pejabat pemalas yang membuat kebijakan mengajak rakyat malas bersama. Agar aman, kebijakan mengajak bermalas-malas ini tidak dibuat sendirian juga. Diajaklah 3 orang menteri sekalian untuk membuat SKB (Surat Keputusan Bersama) supaya kalau dikemudian hari disalahkan, sekalian disalahkan bersama-sama juga; tanggung renteng. Saya teringat sebuah cerita humor,

Suatu ketika di sorga gempar, Tuhan menghilang. Sudah dicari kesana kemari berhari-hari tidak ketemu juga. Pencarian diteruskan dan setelah hari ketujuh, Tuhan ditemukan oleh dua malaikat yang ditugaskan mencari. Kedua malaikat tersebut menemukan Tuhan sedang santai beristirahat. "Tuhan, Anda kemana saja. Dicariin berhari-hari malah rupanya sedang bersantai disini", tanya salah malaikat kepada Tuhan. Tanpa memedulikan pertanyaan malaikatnya, Tuhan ingin memamerkan sesuatu kepada mereka. "Sini, saya mau menunjukkan sesuatu maha karya saya yang baru" sambil menunjuk kepada sebuah benda bulat besar dengan warna dominan biru yang berputar perlahan. "Inilah bumi, yang saya ciptakan dengan segenap hikmah kebijaksanaan saya", Tuhan menjelaskan. "Segala sesuatu yang berada di bumi ini saya ciptakan dengan prinsip keseimbangan". "Setiap waktu di bumi, separoh terang dan separoh gelap silih berganti. Dan kalau Anda perhatikan, ada wilayah yang disebut daratan dan yang dominan biru disebut lautan". "Coba lihat wilayah daratan ini", sambil menunjuk benua Eropa. "Disini Aku ciptakan manusia-manusia yang pintar. Sebagian besar penemuan dari peradaban manusia ditemukan oleh manusia-manusia yang ada disini sehingga mereka akan mendapatkan banyak kemuliaan dan banyak penghargaan". "Namun wilayah ini (Eropa) ada kekurangannya juga. Cuacanya tidak bersahabat, sering timbul tornado dan musim dingin berkepanjangan". Sambil memperhatikan bumi berputar, Tuhan menunjuk ke daerah benua Afrika dan berkata, "di tempat ini Aku menciptakan alam yang sangat kaya raya. Hampir semua jenis binatang yang ada didunia ini koleksinya ada disini. Juga ratusan kilometer pantai tropis yang indah dan cuaca yang baik sepanjang tahun." "Keseimbangannya, manusia disini sangat miskin, sering dilanda bencana kelaparan dan peperangan", Tuhan berusaha menjelaskan prinsip keseimbangan yang Dia maksudkan. "Oohhh...", kedua malaikat mulai memahami. "Coba lihat wilayah ini", Tuhan menunjuk ke wilayah Arab. "Aku meletakkan cadangan minyak bumi yang tidak ada habisnya didaerah ini. Manusia disini tidak perlu bekerja keras pun akan kaya raya seumur hidupnya" "Sebagai faktor keseimbangannya, tanah yang bisa ditinggali di wilayah ini cuma 10%, sementara 90%-nya adalah padang pasir yang tandus dan tidak bisa ditinggali". Kedua malaikat yang mulai paham mengangguk-angguk. Sambil memperhatikan bumi berputar, Tuhan kemudian menunjuk sekumpulan pulau yang tersebar sambung-meyambung. "Untaian pulau-pulau ini kelak disebut nusantara", kata Tuhan. "Semua kebaikan yang ada di bumi terdapat disini. Manusia yang pintar-pintar, cadangan mineral yang berlimpah, tanah yang subur, pantai yang indah serta cuaca yang bagus sepanjang tahun" Karena tidak sabaran memperhatikan Tuhan hanya mengatakan yang baik-baik tentang nusantara, malaikat kedua memberanikan diri bertanya kepada Tuhan, "lalu dimana unsur keseimbangannya Tuhan?" "Tunggu sampai kalian lihat siapa yang Aku jadikan penguasa (pemerintah) disana nanti"

He he he, thats why I love this country. Bagaimana dengan Anda :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline