Lihat ke Halaman Asli

Harapan untuk Indonesia Baru

Diperbarui: 14 Desember 2016   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, dimana hari itu para pahlawan berjuang mati-matian untuk mendapatkan kemerdekaannya dari penjajah-penjajah. Mereka tak mementingkan nyawanya sendiri demi bangsa ini. Sungguh besar pengorbanan mereka terhadap bangsa Indonesia.

Melihat keadaan negeri kita pada saat ini, rupanya banyak sekali penyakit yang menyerangnya. Dari unsur-unsur politik yang pada saat ini semakin merajalela. Mereka tak segan-segan memperalat masyarakatnya terutama masyarakat kalangan bawah untuk membantu memiliki kursi kekuasaan. Mereka para pemimpin tak memikirkan kesejahteraan masyarakatnya. Yang mereka fikirkan adalah bagaimana kekuasaan itu bisa ditangannya untuk mendapat keuntungan yang bisa dibilang sangat luar biasa. 

Sedangkan masyarakat meratapi nasib atas kedudukan mereka. Mereka yang seharusnya melayani rakyat, bukan malah mereka hanya mengumbar-umbar janji manis yang tak terwujud. Lalu dimana letak keadilannya ?entah sampai kapan mereka akan sadar terhadap hal itu. Mereka seharusnya untuk rakyat, bukan hidup dari rakyat.

Yang marak diperbincangkan yaitu masalah agama. Kita seharusnya mempunyai keagamaan itu bertujuan untuk bersikap toleran, bukan malah untuk mengadu domba satu sama lain. Sampai kapan penyakit seperti ini akan terjadi pada Negara kita?bagaimana akan bersatu jika masih terjadi sikap saling tidak toleran seperti ini?

Seperti yang kita tahu, Indonesia sebenarnya Negara yang banyak sumber kekayaan. Namun hal itu tak dimanfaatkan dengan baik. Sumber kekayaan tersebut yang seharusnya dapat menjadi penghasilan masyarakat dalam negeri malah dialihkan menjadi penghasilan luar negeri. Para pemerintah juga tak memanfaatkan dan tak peduli para petani ataupun pedagang dalam negeri. Mereka malah melakukan produk impor besar-besaran yang dirasa itu lebih baik dan lebih menguntungkan. Tapi apa kenyataannya, hal itu akan membuat para petani, para pengusaha dalam negeri semakin sengsara karena ide dan kekreatifan mereka tak dihargai oleh negaranya sendiri. Bagaimana masyarakat Indonesia akan sejahtera kalau kondisi ekonomi yang seperti itu?

Harapan selalu datang kepadamu Negeriku, agar kau tak lagi menjadi bangsa yang menyedihkan karena diduduki oleh para pejabat, pemimpin atau bahkan masyarakat yang tidak bertanggung jawab pada kemerdekaannya sendiri.

Dengan melihat kondisi Indonesia yang kronis pada saat ini, tentunya saya mempunyai harapan-harapan yang menjadikan Indonesia untuk lebih baik dan lebih baik lagi.

Tak ada lagi para pemimpin yang hanya merebutkan kekuasaan demi kepentingannya, tak ada lagi masyarakat yang hanya menerima janji manis ketika diungkapkan dalam pemilihan pemimpin. Tak ada lagi perdebatan atau penistaan terhadap agama, tumbuhkan sikap toleransi , karena Negara kita Negara yang Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Tak ada lagi rakyat yang harus mencari nafkah di negeri orang sampai-sampai rela untuk mendapat siksaan demi mendapatkan sepeser rupiah. 

Manfaatkan sumber kekayaan kita untuk mensejahterakan kehidupan ekonomi rakyat. Hargai karya-karya anak bangsa, hargai kreatifitas bangsa. Jadikan anak bangsa sebagai asset perubahan Negara . Jika hal itu memang masih belum dirasa baik, benahi, perhatikan, jangan malah ditinggalkan lalu mengimpor dari luar negeri.

Jadikan Indonesia Negara yang dapat mencapai cita-cita para pejuang bangsa. Yakni cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam alenia ke-2 pembukaan pada Undang-undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantar rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

BERKIBARLAH INDONESIAKU !!!!

MERDEKA!!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline