Lihat ke Halaman Asli

DUTA INOVATIF INDONESIA

By Youth Idea Community (YIC) Indonesia

Prinsip Hidup Tristania Faisa Adam dalam Menggali Tiga Dimensi Waktu

Diperbarui: 29 Januari 2025   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tristania Faisa Adam Peraih Juara Satu dalam Kompetisi Girls Take Over 2019 (Sumber : doc.1 arsip pribadi)

Dalam setiap langkah kehidupan, terdapat tiga dimensi waktu yang saling berkaitan yaitu  belajar dari masa lalu, menikmati masa kini, dan memperjuangkan masa depan. Prinsip ini dipegang erat oleh Tristania Faisa Adam Mahasiswi Universitas Airlangga sekaligus penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbudristek periode 2021-2025, baginya dengan memahami ketiga dimensi ini, dapat memiliki sebuah peta yang memandunya untuk terus berprestasi dan menemukan makna dalam setiap pengalaman. Prinsip ini tidak hanya menjadi sumber motivasi pribadi, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tujuan.

Ketertarikanya terhadap isu-isu mengenai kesetaraan gender membawanya meraih Juara Satu dalam Kompetisi Girls Take Over Kementrian Keuangan Tahun 2019 lalu. Pengalaman ini  menjadi sangat berharga ketika Ia berkesempatan berinteraksi dengan Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia. Selain itu, Ia juga berkesempatan menggantikan Ibu Sri Mulyani dan memimpin rapat di hadapan orang-orang hebat selama satu hari. Momen berharga lainya yaitu ketika ia ikut serta dalam percobaan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang baru saja disetujui. 

Proses Menuju Kesuksesan : Menggenggam Pelangi Di Tengah Hujan, Baca Selengkapnya

Lebih dari itu, saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Ia berkesempatan menjadi dosen tamu di Politeknik Keuangan Negara STAN. Pengalaman ini memberinya perspektif baru tentang dunia pendidikan dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Semua pengalaman ini membentuk perjalanannya yang membuatnya semakin termotivasi untuk terus berkontribusi dalam isu-isu penting.

Tristania Faisa Adam seorang mahasiswi Universitas Airlangga (Sumber : doc.2 arsip pribadi)

Pengalamanya bertemu dengan delegasi dari negara lain seperti Jepang dan Singapura, memberikan pelajaran berharga tentang keberanian dan disiplin waktu yang mereka tunjukkan. Hal ini mendorongnya untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahun 2019-2021 Ia melangkah maju menjadi Ketua Forum Anak Nasional di bawah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.  Sebagai seorang pemimpin, Ia dapat membangun tim yang tidak hanya berdampak positif secara internal bagi anggota, tetapi juga secara eksternal bagi anak-anak Indonesia. Ia meyakini bahwa pengalaman langsung adalah guru terbaik dalam mengasah keterampilan, kepemimpinan, dan komunikasi.

Dalam menghadapi perbedaan pendapat dan konflik dalam tim, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota tim, Ia selalu berusaha mencari jalan tengah yang menguntungkan bagi semua pihak.

Azzahra Putri Santi : "Membangun Karakter Generasi Melalui Pendidikan", Baca Selengkapnya

Ia percaya bahwa solusi yang menguntungkan atau win-win solution adalah kunci untuk menjaga keharmonisan tim. Namun, jika jalan tengah tidak dapat dicapai, Ia akan memilih opsi yang paling menguntungkan untuk tim secara keseluruhan dengan tetap mempertimbangkan kepentingan semua anggota. Pendekatan ini tidak hanya membantu menyelesaikan konflik, tetapi juga memperkuat kerja sama dan rasa saling menghargai di antara anggota tim.

Perannya di masyarakat mungkin kecil namun seperti yang sering kita dengar: "sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit" dan "kepakan sayap kecil kupu-kupu dapat mengubah arah mata angin". Kutipan-kutipan tersebut mengingatkannya bahwa, meskipun kontribusi yang Ia berikan tampak kecil, tetapi setiap tindakan positif sekecil apapun dapat memberikan dampak besar.

Ia berpesan untuk generasi muda "jangan takut melangkah, di tengah kemajuan teknologi yang pesat, kita harus mampu menjadi pengguna yang bijak. Kita telah dibekali akses tak terbatas terhadap informasi, namun kemampuan menyaring yang bermanfaat dan membedakan antara hal positif dan negatif, adalah keterampilan yang sangat penting, jadikan teknologi sebagai teman bukan sebagai alat yang dapat merusak, manfaatkan perkembangan sebaik mungkin". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline