Lihat ke Halaman Asli

Kudeta Myanmar"Everything will be okay" Duka Untuk Angel 19 Tahun Tewas Ditembak Mati Aparat Militer Myanmar

Diperbarui: 6 Maret 2021   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi Ding Jia XiDalam demontrasi Kudeta Militer Myanmar


Malam ini saya membaca beberapa media berita terkait tentang Demontran kudeta militer yang terjadi di Mandalay Myanmar. Ini Tentang Ding Jia Xi, kisah hebat dari seorang perempuan yang paling gagah berani dibalik kudeta militer di Myanmar saat ini.

Perempuan muda heroik itu bernama Ding Jia Xi Usianya sangat muda baru 19 tahun, usia yang tengah yang mekar-mekarnya. Dia seorang anak tunggal, yang diharapkan orang tuanya agar kelak menjadi sosok yang mandiri.


Di Myanmar, dia memilih bergabung dengan barisan demonstran. Nalurinya terpanggil untuk berbuat sesuatu bagi negerinya tersebut. Dia sama sekali tidak berniat untuk sekadar gagah-gagahan lalu berpose alay atau bikin postingan Joget ala tiktok. Itu tidak !!

Dia (Ding Jia Xi) memang mempersiapkan semua kemungkinan terburuk. Dia memakai kaos hitam bertuliskan ”Everything will be okay" yang artinya semua akan baik-baik saja. Dan yang di belakangnya ada informasi golongan darah, jika kelak dia tertembak dan butuh transfusi.

Dia perempuan yang gagah berani tersebut memang tertembak. Saat aparat menembakkan gas air mata, dia menerobos asap gas untuk membuka keran air yang dipakai para demonstran untuk membasuh mata yang perih. Saat itulah, sebutir peluru bundar menembus tepat kepalanya. Orang-orang merubung. Semua merinding. Di tanda pengenalnya, dia telah menulis pesan kematian. Ding Jia Xi menulis : "Kalau aku terluka dan tak bisa disembuhkan, jangan selamatkan aku. Aku akan memberikan bagian tubuhku yang berguna untuk orang yang membutuhkanya".

Ding Jia Xi Saat Melakukan Demontrasi menentang kudeta militer di Myanmar

Dalam demonstrasi di negara itu, sudah ada 40 orang demonstran yang tewas demi melawan rezim militer. Para aktivis Myanmar menampilkan perlawanan dengan cara yang mengagumkan dan Melihat potret gadis muda gagah berani tersebut yang ditangisi banyak orang itu, saya terkenang puisi Toto Sudarto tentang anak muda yang tewas di Surabaya, pada 10 November.

“Hari itu hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya. Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda”

REST IN POWER 📢

___________

Duta Gagah Perkasa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline