Lihat ke Halaman Asli

Duta Aulia

Pekerja.

Apresiasi untuk Pengarsipan Harian Kompas

Diperbarui: 19 Mei 2021   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh Arsip Harian Kompas / dok. Kompas

 

Semua jurusan pasti memiliki alasan sendiri mengapa mahasiswa mereka sulit untuk lulus kuliah, termasuk departemen Ilmu Sejarah.

Menurut Rian yang merupakan salah satu alumni dari jurusan Ilmu Sejarah di univesitas ternama di Jawa Tengah ini mengatakan, banyak teman-teman mereka sulit untuk lulus tepat waktu. Ada banyak faktor yang menyababkan hal itu terjadi, mulai dari kepribadian mahasiswanya sendiri hingga terganjal karena tidak mendapatkan sumber sejarah untuk skripsi.

Yaps, Rian mengakui, salah satu kesulitan yang sering dialami oleh teman-temannya kala itu adalah mencari sumber premier untuk penulisan skripsi. Kala itu, banyak dosen yang menyuruh mahasiswanya untuk mencari dan mendapatkan sumber premier sesuai dengan tema penelitian mereka.

Adapun sumber premier yang perlu dicari bisa berupa wawancara dengan narasumbernya yang menjadi pelaku sejarah, surat keterangan (sesuai peristiwa), hingga melansir dari berbagai pemberitaan koran/media lainya yang disesuaikan dengan periode pembahasan skripsi.

Bersyukur bagi mereka yang masih bisa wawancara dengan narasumber pelaku sejarah. Mereka yang bisa bertemu dengan narasumber bisa mengorek lebih dalam mengenai peristiwa sejarah yang sedang diteliti.

Namun, beda cerita bagi mereka yang narasumbernya sudah dipanggil oleh sang pencipta. Salah satu cara agar skripsi mereka bisa terselesaikan adalah dengan mencari sumber premier berupa tulisan, kepingan koran, dan lainnya.

Mencari sumber premier berupa tulisan atau kepingan koran masa lalu bukan perkara mudah. Budaya masyarakat Indonesia yang tidak terlalu peduli terhadap sistem pengasipan menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa jurusan Sejarah.        

Rian ingat betul untuk mencari sumber skripsi, ia harus mengunjungi kantor berita cetak ternama di kota Semarang.

Sesampainya di sana, memang seluruh edisi koran tersebut terkumpul dengan dengan baik. Namun untuk mencari apa yang Rian inginkan bukan perkara mudah. Karena Rian harus membuka lembar demi lembar dan membaca kolom demi kolom untuk mendapatkan data yang dicari.

Layaknya mencari jarum ditumpukan jerami, Rian sangat sulit mendapatkan data dari ribuan tumpukan koran lama. Bahkan setelah dua hari, data yang dicari tidak kunjung untuk didapatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline