Menurut buku yang telah saya baca tentang teori behavioristik, Aliran behaviorisme banyak yang berpendapat bahwa berfikir adalah gerakan gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat saraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan sebuah pikiran jika pada psikologi asosiasi, seperti yang sudah kita ketahui unsur-unsur yang paling sederhana dalam kejiwaan manusia adalah tanggapan- tanggapan unsur yang paling sederhana merupakan refleks. Refleks adalah gerakan atau reaksi tak sadar yang disebabkan adanya perangsang dari luar, semua keaktifan jiwa yang lebih tinggi, seperti perasaan, kemauan, dan berfikir, dikembalikan kepada refleks.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Berliner. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah perkembangan teori dan praktik Pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Teori ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori dengan model hubungan stimulus-responsnya. Respon tau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons. Menurut teori behavioristik, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Stimulus sendiri adalah apa saja yang diberikan oleh guru kepada pembelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru dan apa yang diterima oleh pelajar harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku anak tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan. Bila penguatan ditambahkan, respons akan semakin kuat. Begitu pula bila respons dikurangi/ dihilangkan. Teori behavioristik sering tidak mampu menjelaskan siatuasi belajar yang kompleks sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respons. Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif berdasarkan hukum-hukum mekanik. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat, dan kecenderungan.
Kelebihan teori behavioristik
Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar anak.
Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan, baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.
Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif yang didasari pada perilaku yang telihat/ Nampak.
Bahan ajar yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang komplek dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecilyang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu.
Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus yang lainya dan seterusnya sampai muncul respons yang diinginkan muncul.
Kekurangan teori behavioristik
Sebuah konsekuensi bagi guru untuk menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
Tidak diharuskan setiap mata pelajaran menggunakan metode ini.
Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafal apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru.
Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa teori behavioristik ini dalam pembelajaran yang dapat ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Pembelajaran behavioristik berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Bila ada kesalahan harus segera diperbaiki, pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan siswa. Serta hasil yang diharapkan dari penerapan teori ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan, perilaku yang diinginkan maksutnya adalah siswa mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Dengan menghindari penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H