BUDAYA POSITIF SEBAGAI UPAYA MENYIAPKAN ANAK BANGSA MENJADI PEMIMPIN IINDONESI EMAS 2045
Dua bulan sudah kami mengenyam pendidikan Calon Guru Penggerak. Dalam dua bulan terakhir kami telah mempelajari Modul 1 yang dibagi menjadi 4 anak Modul, Yaitu Modul 1.1 Berisi Filosofi KHD terhadap Pendidikan, Modul 1.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak, Modul 1.3 Visi Guru Penggerak dan Modul 1.4 Budaya Positif.
Modul 1.1 Kami belajar tentang bagaimana kami para guru seharusnya memandang murid, bagaimana kami memperlakukan murid, dan bagaimana kami semestinya mendidik para murid. Bahwa kami guru adalah petani dan murid adalah bibit-bibit pohon yang perlu disiram, dipupuk, dipelihara dari hama dan gangguan. Bahwa murid adalah makhluk Tuhan yang memiliki keunikan masing-masing, mereka memiliki kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda, kecenderungan belajar yang berbeda, sehingga kami para guru perlu mempelajari tentang berbagai jenis gaya belajar maupun metode pembelajaran, dan kami juga belajar merancang pembelajaran yang berdiferensiasi. Diakhir modul 1.1 saya membuat sebuah Infografis yang berisi rangkuman pemikiran KHD menjadi : 8 Inspirasi Konsep Pendidikan KHD yaitu :
- Guru sebagai Petani ; bertugas memastikan bibit-bibit tanaman terawat dan tumbuh dengan baik.
- Perhatikan kodrat Alam dan Kodrat Zaman ; Berikan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan kondisi zaman
- Ing Ngarso Sungtulodo, Ing Madyo MangunKarso, Tut WuriHandayani;
- Jadilah teladan, berikan gagasan dan inspirasi, dukunglah ide dan mimpi mereka, semangati langkah mereka.
- Bersenang-senang dalam Proses pembelajaran ; Pendidikan bertujuan memberikan kebahagiaan jiwa, sudah semestinya proses belajar memberikan kesenangan dan kepuasan. Bermain dalam belajar atau belajar dalam sebuah permainan.
- Terapkan Trikon ; Kontinu, konvergen, konsentris ( Berkesinambungan, gunakan berbagai sumber, sesuaikan dengan keadaan siswa dan budaya kita)
- Menjadi guru among ; Asah, Asih, Asuh. Mengasah kemampuan siswa, Mengasihi sepenuh hati, Mengasuh mereka menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab (Care and dedication based on Love)
- Bentuk Budi Pekerti ; Tugas guru menebalkan, mengukuhkan dan menguatkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam diri siswa.
- Tumbuhkan daya cipta, rasa dan karsa ; Lima asas pendidikan : Kodrat Alam, kemerdekaan, kemanusiaan, kebudayaan dan kebangsaan sebagai dasar dari pendidikan untuk mengembangkan daya cipta, rasa dan karsa sebagai buah dari pendidikan yang akan membawa bangsa pada peradaban yang lebih maju.
Pada Modul 1.2 kami mempelajari tentang Nilai dan Peran kami sebagai Guru penggerak. Kami Guru Penggerak memiliki 5 Nilai Dasar yaitu : Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Kolaboratif dan Inovatif.
Berpihak pada Murid artinya Mengutamakan kepentingan anak. Mengetahui kebutuhan dan Menunaikan hak-hak anak. Ada beberapa Teori tentang kebutuhan dasar manusia. Maslow membaginya menjadi 5 yaitu: Fisiologis, keamanan, cinta, harga diri dan aktualisasi diri. (Materi yang akan kita dapat pada Modul 1.4 Terkait Budaya Positif, sub materi : Kebutuhan dasar manusia dan Dunia berkualitas)
Kebutuhan anak setidaknya ada 3, yaitu : Asah, Asih, Asuh. Asuh berarti menjaga dan merawat. Asuh sangat erat kaitannya dengan kebutuhan biomedis. Anak memiliki hak untuk dipenuhi kebutuhan makanannya, pakaiannya, kesehatannya, dan tempat tinggalnya. Atas dasar inilah, disekolah kami menyediakan kantin sehat dimana kami manajemen memiliki kebijakan untuk hanya menyediakan makanan yang sehat untuk para murid kami. Kami memperhatikan kuku jari murid-murid kami sebagai bentuk kepedulian terhadap perawatan tubuh (fisik). Diadakan sarapan sehat bersama, diadakan senam pagi bersama maupun pelajaran adanya pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga sebagai bentuk pemenuhan anak terhadap kebutuhan asuh.
Asih artinya cinta, kasih sayang. Asih adalah kebutuhan dasar yang berhubungan dengan emosional anak. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan rasa aman, disayangi/dicintai, dihargai/dipuji, diterima dan diperhatikan.
Asah kebutuhan akan stimulasi mental. Pada usia wiraga kebutuhan asah dipenuhi dengan memberikan kesempatan pada anak dengan bermain. Kebutuhan ini apabila dibentuk sejak usia dini akan mempengaruhi etika, kepribadian, kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas anak di masa yang akan datang.
Nilai GP selanjutnya adalah Reflektif. Reflektif berarti memaknai pengalaman yang terjadi disekeliling. Karena pada dasarnya bukan pengalaman yang membuat kita semakin handal atau pintar. Tetapi belajar dari pengalaman, dan memperbaiki dan terus memperbaiki proses sehingga menjadi guru yang pintar dan handal. "We do not learn from experience... We learn from reflecting on experience". Bukan pengalaman yang membuat kita mahir tapi merefleksi pengalaman lah yang membuat kita menjadi lebih baik.
refleksi merupakan proses tri-matra yaitu: kesadaran-analitis kritis-perubahan. Kesadaran dimulai ketika seseorang menjadi sadar terhadap pengalaman sebelumnya. Dari pengalaman itu, munculah analisis kristis atas pengalaman-pengalaman tersebut. Ketika dianalisis secara kritis, maka dicarilah jalan keluarnya. Pada tahap terakhir, terjadilah perubahan kognitif/emosional sehingga seseorang mempunyai sudut pandang yang baru. Sebagai hasil dari perubahan berdasarkan refleksi, seseorang bisa mengubah keyakinan yang selama ini dipegang kuat, sehingga pada akhirnya mengubah perilaku.
Sebagai Guru yang Reflektif, saya selalu meminta murid saya melakukan evaluasi pembelajaran baik terkait metode dan cara saya mengajar, kepribadian, maupun cara saya memperlakukan murid dan perasaan murid terhadap pengalaman belajarnya bersama saya.