Lihat ke Halaman Asli

Durronn Ronnie

Aku adalah bayi dari ibu siti, dan aku adalah seorang ayah dari Keinan Iklil De Alula

Hening Bening

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku beranjak tidur mataku sulit bekerja sama, dan aku pun hanya membolak-balikan badan. Ini bukan tentang kerisauan, bukan pula kegamangan tentang masa yang akan datang.

Tiba-tiba saja aku terfikirkan nikmat yang diberikan Tuhan, hingga ku sulit untuk diam, pikiranku kesana kemari merangkai kejadian demi kejadian. Dan ini sangat luar biasa.

Aku tidur bisa dengan posisi apa saja yang aku inginkan. Tengkurap, miring dan terlentang. Aku pun terfikirkan orang-orang di Rumah Sakit sana yang tidurnya hanya itu-itu saja, tak sebebas orang yang sehat.

Aku tidur kali ini hanya menggunakan kaos tipis karena cuaca sangat panas. Dan memang tanpa pendingin ruangan. Lalu akupun terfikir dengan orang-orang diluar sana. Para musyafir, para pengais rejeki, para penjelajah dan terfikirkan orang-orang yang tak memiliki tempat tinggal. Yang tidurnya dikolong-kolong jembatan, diemperen toko, di pinggir jalan. Jika malam mereka pasti sangat kedinginan apalagi jika turun hujan, mereka pasti sangat resah dan susah. Dan jika panas tiba mereka akan kepanasan.

PONOROGO 2000

Dahulu aku pernah terjebak dalam situasi seperti ini. Waktu itu aku pergi ke Kota Reog Ponorogo untuk mencari sesuatu bersama seorang temanku. Singkat cerita, kami kehabisan Bus karena sudah malam,yang jelas masih jarang bus dan uang kami sangat mepet, gak bisa buat istirahat di hotel atau penginapan. Mau gak mau kami harus tidur di emperan toko di sekitar pasar.
Kami disitu tidur bersama orang-orang tua, ada wanita ada pula pria-pria tua. Aku gak tau mereka itu memang gak memiliki rumah atau memang suka tidur disitu. Mereka tidur dengan beralaskan kardus dan berslimutkan karung dan berbantal gombalan yang sudah berapa dekade gak di cuci. Untung saja ada orang yang berbaik hati meminjamkan sebuah kardus buat alas kami. Wow... Ini sangat luar biasa. Aku dan temanku tidur bersama mereka diemperan toko. Dan itu jumlahnya tidak hanya satu dua akan tetapi banyak. Dan itu pengalaman pertamaku tidur sama mereka yang tidurnya yang menurutku gak nyaman.

Aku dan temanku pun tak bisa tidur dengan nyenyak, segrombolan nyamuk-nyamuk lapar mengrkroyok kami, mereka menyerang bertubi-tubi dan berhenti ketika pagi yang kami mulai pergi.

KAYU ARO DESAKU 2013

Aku terfikirkan monyet di hutan sana. Allah memang Maha Segala Maha. Makhluk diluar sana diberikan pelindung berupa bulu, kulit yang tebal, senjata yang berupa gigi, cakar, dan bahkan bisa.

Monyet tidur diatas pohon dan jika hujan tiba, apakah mereka kedinginan? Apakah kalo tidurnya kenyenyakan hingga hilang kendali dan akhirnya jatuh. Kalo jatuh lalu tulangnya terkilir atau patah tulang bagaimana? Apa mereka memiliki dokter untuk menyembuhkan itu? Atau mereka memiliki tukang urut atau dukun patah tulang.

Allah menciptakan makhluk berbeda-beda. Mempunyai tugas berbeda pula.
Yang membedakan manusia dengan binatang adalah akalnya dan bentuknya. Sedemikian sempurnanya manusia masih raja ada yang seperti binatang,bahkan lebih kejam dari binatang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline