Tahun 2020 merupakan tahun yang bersejarah sekaligus tahun yang sulit bagi kehidupan sebagian besar masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia, dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi ini secara otomatis berdampak pada berbagai sektor kehidupan, terutama bidang ekonomi (Cholsy dkk, 2020).
Adanya pandemi Coronoa Virus Disease 2019 ini menyebabkan terjadinya penurunan ekonomi yang drastis di Dunia. Virus Corona pertama kali ditemukan di China dan kemudian menyebar dengan cepat ke penjuru Dunia, juga di Indonesia.
Kasus pertama terkait Covid-19 di Indonesia terjadi di Pulau Jawa tepatnya di daerah Depok Jawa Barat yang terjadi pada tanggal 02 Maret 2020. Semakin cepat kasus menyebar keseluruh Indonesia yang menyebabkan Pemerintah Indonesia memberlakukan sistem Lockdown yang dimana seluruh kegiatan manusia di batasi dan tidak diperbolehkan untuk keluar dari tempat tinggal masing-masing.
Adanya sistem lockdown ini membuat beberapa sektor seperti ekonomi menurun sangat cepat, tidak sedikit juga karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja dikarenakan minimnya pendapatan karena tidak adanya customer. Pekerjaan dilakukan secara online, sektor Pendidikan juga memberlakukan sistem online untuk pembelajaran, begitu juga dengan sektor lainnya yang dituntut serba online.
Dampak pandemi Covid-19 membuat berbagai sektor industri mencari cara untuk bertahan termasuk dari bisnis fashion. Efek dari pandemi Covid-19 juga terjadi pada industri desain dan mode.
Banyaknya industri desain dan mode di Indonesia terbukti dari banyaknya offline store terkait fashion terutama. Dampak dari adanya pandemi Covid-19 di dunia salah satunya adanya pembatasan sosial yang mengakibatkan tidak sedikitnya indutri mode yang pailit (Elle, 2020).
Pembatasan sosial yang juga menurunkan pengunjung yang datang langsung untuk berbelanja. Namun efek lainnya yaitu setiap industri mode diminta untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang dimana menjadi salah satu alat di saat pandemi covid dalam menjalankan kehidupan.
Contohnya yaitu berbelanja online menjadi marak dilakukan oleh setiap orang dikarenakan adanya pembatasan dalam keluar dari rumah. Penjualan pakaian dan produk-produk mode lainnya secara fisik cenderung menurun selama pandemi.
Namun, penjualan daring dilaporkan mengalami peningkatan. Teknologi digital baru dan platform ritel telah memicu belanja online (McKinsey dalam Brydges, dkk 2020).
Tantangan lain yang muncul dari adanya pandemi ini adalah bagaimana industri yang bertahan memberikan inovasi dengan menangani permintaan customer (Law, 2020). Selain tantangan dan kesulitan, pandemi juga membawa sejumlah peluang baru, diantaranya berupa produksi masker wajah yang modis dan pengembangan industri mode yang lebih berkelanjutan, termasuk di antaranya platform penyewaan pakaian (Philipkoski, 2020).
Perbedaan yang terlihat juga dengan adanya peragaan busana yang dilakukan oleh beberapa industri mode, adanya pandemi mengakibatkan tidak adanya lagi terkait pergaan busana dikarenakan pembatasan sosial. Dampak lain adanya pandemi juga berubahnya teknologi untuk pemasaran yang lebih banyak menggunakan beberapa sosial media untuk menggapai customer.