Lihat ke Halaman Asli

Durotur Rohma

Mahasiswa

Mengurangi Populasi Kaum Marginal Melalui Pemberdayaan

Diperbarui: 2 November 2022   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat marginal pada umumnya selalu lemah dalam kegiatan ekonomi, sehingga gaya hidup mereka tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki potensi lebih tinggi. Akibatnya, kaum marginal seringkali dipinggirkan, didiskriminasi, dan tidak memperoleh keadilan dalam sebagian aspek kehidupan. Oleh karena itu, pemberdayaan sangatlah penting bagi kaum marginal supaya mereka dapat mencapai hidup yang sejahtera, mempunyai tempat tinggal yang layak, dan mendapat keadilan serta tidak terpinggirkan.

Lantas bagaimana cara memberdayakan kaum marginal dan solusi agar mereka bisa lepas dari ketermarjinalannya? Langkah pertama tentu harus dimulai dari kesadaran diri kita masing-masing, dengan cara tidak memandang rendah kaum marginal, memberi sedikit rezeki kita sebagai sedekah, melarisi dagangannya, dan lain-lain.

Selain dari diri kita sendiri, kita juga perlu peran dari masyarakat dan pemerintah. Peran masyarakat sendiri dalam pemberdayaan kaum marginal adalah ikut menyuarakan hak-hak kaum marginal untuk mengemukakan pendapat, hak untuk mengakses pelayanan sosial, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial seperti masyarakat pada umumnya. Karena pada dasarnya mereka memiliki ruang terbatas untuk menyuarakan suara mereka dan untuk komplain atas apa yang mereka alami. Ketidakpahaman membuat kaum marginal terkadang cenderung menerima begitu saja kondisinya.

Peran pemerintah di sini juga sangat penting dalam pemberdayaan kaum marginal. Salah satunya dengan memberi bantuan kepada kaum marginal. Selain itu, dalam membuat peraturan dan sektor pembangunan, pemerintah juga harus mempertimbangkan dampak bagi kaum marginal. Sebagai contoh, pembangunan jalan dengan menggusur pemukiman kaum marginal. Pemerintah seharusnya tidak hanya menukar dalam bentuk uang, namun pemerintah juga perlu mengganti dalam bentuk lahan atau tanah supaya mereka tidak kehilangan tempat tinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline