Lihat ke Halaman Asli

Menelusuri Waktu dan Ruang dalam Puisi 'Jarum Jam' karya Ranita Ningrum oleh Durotun Nasah

Diperbarui: 6 Maret 2024   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terlalu sering menunda-nunda membuat manusia lalai dan akhirnya melupakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Dalam puisi "Jarum Jam" karya Ranita Ningrum, waktu dan ruang menjadi elemen yang menarik untuk diselidiki. Melalui penelusuran terhadap kedua konsep ini, kita dapat memahami lapisan-lapisan serta makna yang tersembunyi dalam karya tersebut. 

Puisi merupakan media yang digunakan penulis untuk mengeksplorasi konsep-konsep kompleks seperti waktu dan ruang dengan cara yang mendalam serta metaforis. Dalam karya "Jarum Jam" karya Ranita Ningrum, konsep-konsep ini dapat dijelajahi melalui lirik-lirik yang indah dan simbol-simbol yang kaya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan waktu dan ruang, serta bagaimana keduanya saling terkait dalam pengalaman manusia.

"Jarum jam masih berdenting

Aku terdiam tak sanggup bergeming

Berdiri ataukah kembali terbaring

Bagaikan kayu yang sudah kering

 Jarum jam masih berdenting

Aku masih terdiam berbaring

Meratapi nasib yang demikian menggiring

Menggiringku ke pusatnya, hingga kepala ini pusing

 Jarum jam masih berdenting

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline