Lihat ke Halaman Asli

Ngidam Bikin Happy

Diperbarui: 30 Juli 2018   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

youtube.com

"Ngidam" identik dengan keinginan kuat yang dirasakan oleh ibu hamil, baik itu pada awal-awal fase kehamilan bahkan hingga melahirkan. Kata-kata "ngidam" saat ini sudah begeser pemanfaatnya sebagai sebuah keinginan kuat secara umum. Namun, apakah benar "ngidam" itu harus dituruti dan kalo gak bakalan ngefek ke bayi kelak, ngences?! Nah ini masih jadi perdebatan. Menurut saya, wajar atau tidaknya ngidam tadi juga harus menjadi pertimbangan.

Merasakan hamil sebanyak 6x-wow-dengan posisi suami yang tidak "standby" setiap waktu di dekat saya, rasanya membuat saya lebih banyak "menahan diri" kalaupun ada keinginan terhadap sesuatu yang sifatnya tidak mendesak, ya ditunda saja, atau kalaupun ngidamnya berupa makanan ya apa yang ada di depan mata saja.

Seinget-yang bisa diinget-saya hanya pernah ngidam makan mie celor 26. Malam-malam keluar, saat itupun yang menemani ibu dan om, makan mie celor di 26 ilir. Kalau kebanyakan ibu hamil ngidam makananan, dibeliin, terus yang dimakan paling sedikit bahkan cuma dicolek aja. 

Lain pada saya, saya malah habis 2 piring makan mie celor saat itu. Dan saya pikir itupun mungkin bukan mengidam, emang beneran lapar dan pengen makan mie. :Dri 

Nah berdasarkan info dari sini, ada beberapa teori yang mendukung kenapa bisasampe terjadi ngidam.

1. Kurangnya nutrisi; tubuh ibu hamil memberikan sinyal bahwa ada nutrisi, gizi dan mineral, yang kurang pada tubuh ibu hamil sehingga harus segera dicukupi dengan "ngidam" tadi. Andrei Rebarber, MD, wakil direktur divisi kesehatan Ibu dan Anak di New York University Medical Center, New York, mengatakan bila ibu hamil ngidam asinan ataupun keju, tandanya tubuh kekurangan garam. 

Bila ngidam kentang goreng, burger atau sejenisnya, itu tanda dari tubuh butuh asupan protein, natrium dan kalium. Lain halnya bila ibu hamil mengidam es krim, tandanya tubuh butuh kalsium dan lemak.

2. Pengaruh hormon; teori ini yang lebih dikenal luas. Karena perubahan hormonal pada ibu hamil dapat mengubah perasaan tentang rasa dan bau. Hal ini diungkapkan oleh Janet Pope, PhD, seorang profesor di bidang nutrisi dan pola makan di Lousiana Tech University. 

Teori ini juga yang menjelaskan bahwa mengapa ibu hamil terkadang menyukai hal-hal yang sebelumnya tidak disukainya ataupun sebaliknya. 

Penelitian lain oleh Valerie Duffy, PhD, profesor di School of Allied Health di University of Connecticut menyebutkan bahwa mengapa ibu hamil usia kandungan trimester kedua dan ketiga lebih cenderung menyukai asam dibanding pada usia kehamilan awal-awal. 

Hal ini dikarenakan upaya tubuh untuk meningkatkan nafsu makan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan kalori pada ibu hamil. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline