Setelah sebelumnya membahas kinerja kuartal 2 dari HMSP dan SOCI, kali ini Dunia Saham membahas kinerja terbaru dari United Tractors (UNTR).
Pada pembahasan sebelumnya di sini, penulis menyebut bahwa PT Agincourt Resources (PTAR) yang baru diakuisisi pada 2018 akan menyumbang kontribusi yang cukup lumayan bagi UNTR di 2019. Dan memang kontribusi dari tambang emas PTAR cukup signifikan yaitu sebesar 8% dari penjualan bersih UNTR sehingga secara keseluruhan penjualan UNTR maasih bisa naik sebesar 11% meskipun penjualan dari divisi alat berat menurun.
Penurunan kinerja divisi alat berat ini memang dapat diperkirakan mengingat harga batubara yang cenderung turun sehingga mengurangi permintaan alat berat. Sementara itu, divisi lain yaitu tambang batubara masih mengalami kenaikan penjualan.
Laba bersih UNTR Semester I sebesar 1.495 masih tercatat naik tipis dibanding periode yang sama tahun lalu.. Meski demikian, ada catatan khusus mengenai utang UNTR yang meningkat cukup besar dari 9,9 T menjadi 16.1 T. Hal ini mengakibatkan kenaikan beban keuangan sehingga menekan margin laba UNTR menjadi sekitar 12%.
Padahal UNTR sejatinya masih memiliki kas yang cukup besar, sehingga bila ada kegiatan investasi atau modal kerja mungkin dapat lebih banyak menggunakan kas internal agar dapat mengurangi beban bunga. Kenaikan utang berbunga sebesar 6,2 T harusnya dapat dikurangi karena kas UNTR sendiri masih ada sekitar 12 T.
Meski demikian, manajemen mungkin mempunyai pertimbangan tersendiri terhadap penggunaan utang. Bisa jadi Debt Equity Ratio yang masih di kisaran 0,2 dan Interest Coverage Ratio yang berada di kisaran 6,3 menjadi alasan manajemen tidak begitu khawatir dengan peningkatan utang perusahaan.
Jadi secara umum kinerja UNTR dan kondisi keuangannya masih sangat baik meski memang mengalami perlambatan di kuartal kedua ini akibat penurunan harga batu bara.
Prospek Bisnis UNTR
Sebagian besar bisnis UNTR memang ada di industri batubara, sehingga rendahnya harga batubara belakangan ini menjadi kekhawatiran terhadap prospek UNTR. Nah untuk harga komoditas memang sulit untuk kita prediksi, namun demikian harga sekarang sudah bukan harga yang sangat tinggi. Sehingga penurunan harga batubara seharusnya sudah terbatas.
Sementara untuk penambangan emas rasanya masih menarik dan sejalan dengan proyeksi sebelumnya bahwa emas dapat menyumbang porsi cukup besar bagi laba UNTR di 2019. Apalagi dengan tren harga emas yang sedang tinggi saat ini, diharapkan dapat sedikit mengimbangi penurunan harga batubara.
Selain itu, bisnis UNTR sudah cukup terdiversifikasi. Bahkan untuk alat berat pun tidak semua dipakai untuk tambang, tapi juga ada pelanggan dari segmen lain seperti perkebunan dan kehutanan. Justru menurut saya yang agak mengkhawatirkan adalah lini bisnis jasa konstruksi melalui anak usaha PT Acset (ACST). Meski porsinya sangat kecil, tapi lini bisnis ini malah menyumbang kerugian bagi UNTR.