Lihat ke Halaman Asli

Dunia Saham

www.duniasaham.com

Pelajaran dari Warren Buffett, Investor dengan Pengalaman Lebih dari 70 Tahun

Diperbarui: 26 Juli 2019   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Warren Buffett dikenal sebagai orang terkaya di dunia, salah satu investor paling sukses yang pemikirannya sangat cemerlang. Dia menjadi contoh dan inspirasi bagi banyak investor di seluruh dunia untuk bisa meraih kekayaan dari investasi saham. Apa yang bisa dipelajari dan diterapkan oleh investor ritel dari perjalanan karir seorang Buffett?

1. Mempunyai kemampuan bisnis

Buffett memang dikenal sebagai investor andal dan memperoleh kekayaan dari investasi dan juga mengelola dana milik orang lain. Namun bila kita cermati, sebenarnya sejak kecil Buffet sudah menunjukkan insting dan kemampuannya dalam bisnis. Bayangkan saja, sejak kecil dia sudah melakukan berbagai pekerjaan dari berjualan permen karet, menjadi loper koran, hingga kemudian berbisnis mesin pinball. 

Ia pun sudah mulai membeli saham pada usia 11 tahun, coba bayangkan sekarang bagaimana bila ada anak 11 tahun yang anda kenal memiliki keinginan untuk membeli saham. Biasanya anak di usia tersebut masih berkutat pada mainan atau kegiatan lain yang menghibur. Anda tentu dapat melihat bahwa anak tersebut sudah mempunyai ketertarikan yang besar terhadap bisnis.

Kemampuan (dan juga kemauan) untuk berbisnis bisa berguna paling tidak untuk dua hal: Pertama, memberikan penghasilan sebagai modal awal untuk investasi. Kedua, mengasah ketrampilan investor dalam menganalisa perusahaan. Investor tentu lebih mudah menganalisa bisnis bila ia sendiri juga berpengalaman sebagai businessman.

2. Mampu mengendalikan emosi dan berorientasi jangka panjang

Buffett belajar dari pengalamannya yang menjual saham Cities Service terlalu cepat pada harga USD 40. Tak lama kemudian, harga Cities Service terus melonjak hingga USD 202. Dari sinilah ia belajar untuk berorientasi jangka panjang dan selama karirnya, ia juga dapat mengendalikan diri untuk tidak terpengaruh gejolak pasar.

Tentu saja anda tidak perlu mengalami pengalaman seperti yang dialami Buffett agar dapat memahami pentingnya orientasi jangka panjang dalam investasi saham. Namun memang terkadang sulit untuk dapat menahan diri dari gejolak pasar. Semakin bertambahnya pengalaman anda, maka seharusnya anda lebih mampu untuk bersikap tenang dalam menghadapi gejolak pasar dan berorientasi pada jangka panjang selama perusahaan tersebut masih berkinerja baik.

3. Mau mendengarkan masukan orang lain

Pada awal karir investasinya, Buffett cenderung menerapa gaya "cigar butt investing", yaitu berinvestasi pada saham dengan valuasi yang murah, terlepas dari kinerjanya baik atau buruk. Jadi fokusnya pada harga yang murah, dan bukan pada kualitas perusahaan. Namun dengan pengaruh dari Philip Fisher dan masukan dari Charlie Munger, Buffett mulai membuka diri untuk menerapkan gaya investasi yang berbeda. Ia mulai fokus pada perusahaan berkualitas yang mempunyai keunggulan kompetitif, yang dijual pada harga yang masuk akal.

Dengan kombinasi ilmu dari Graham dan juga pandangan dari Fisher serta Munger, Buffett dapat berinvestasi pada saham dengan keunggulan kompetitif dan potensi pertumbuhan serta kinerja yang baik. Hal ini membuat Buffett mendapatkan banyak saham yang memberikan keuntungan signifikan bagi portofolionya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline