Lurik, identik dengan kain khas di area Keraton Yogyakarta yang kini bisa digunakan oleh siapa saja. Sederhana, motifnya lurus vertikal atau horizontal, tapi ternyata punya makna mendalam.
Menilik rangkuman buku karya Nian S Djoemena : Lurik: Garis-Garis Bertuah, yang terbit tahun 2000, dicontohkan kain lurik Liwatan digunakan sebagai selendang atau kemben liwatan pada upacara tingkeban dengan harapan agar ibu dan anak terhindar dari bahaya dan penyakit.
Ada juga lurik Kumbokarno yang memiliki kombinasi merah, biru gelap, biru terang, abu-abu, serta putih. Kain ini dibuat berdasarkan tokoh dalam kisah pewayangan yaitu Kumbokarno, dengan makna agar laki-laki yang mengenakan kain ini berjiwa satria, pembela kebenaran, berani, tegas, dan kuat.
Untuk memenuhi rasa keingintahuan tentang kain lurik, kita bisa coba mengunjungi salah satu pabrik yang berada di daerah Bantul, Yogyakarta.
Kurnia Lurik adalah salah satu pabrik pembuatan kain lurik yang konsisten membuat dengan cara tradisional alias dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan terampil yang sudah berpengalaman (dan rata-rata sudah sepuh).
Rumah berukuran sedang dari luar, ternyata luas waktu masuk ke dalam pabrik. Sisi kanan digunakan sebagai toko yang kala itu didatangi beberapa pelanggan.
Saya bergegas menuju pabrik untuk mencari moment. Pertemuan pertama adalah dengan ibu-ibu yang sedang memintal di sudut ruangan, sementara di sudut lain tertata rapi benang berwarna-warni yang siap dipintal.
Pindahkan fokus mata ke sudut terdalam atau ruang utama, di situ tampak beberapa karyawan yang sudah tidak muda lagi sedang bekerja dalam diam, fokus menenun.
Proses menenun untuk menjadi satu kain lurik ternyata diperlukan waktu sekitar 1,5 -- 2 bulan, wow... bukan waktu yang sebentar, padahal terkesannya hanya garis lurus ya.
Mau tahu detail tahapan pembuatan kain lurik? berdasar website Kurnia Lurik, ada sekitar 6 tahapan dasar :
- Menyiapkan benang mentah berbahan katun
- Pewarnaan menggunakan warna kimia dan alami
- Benang dijemur hingga benar-benar kering untuk mendapatkan hasil yang maksimal
- Selanjutnya benang dipintal menggunakan 2 metode, yaitu klos (benang lungsi) dan palet (benang pakan)
- Langkah selanjutnya adalah pembuatan motif atau proses sekir. Proses sekir adalah penyusunan satu per satu benang-benang lungsi (klos) sesuai dengan motif yang diinginkan.
- Setelah motif terbentuk maka proses akan segera berakhir, tepatnya benang siap ditenun.
Ketekunan para pekerja di sini patut diacungi jempol. gerak tangan kaki badan seirama, fokus pada hasil karya selembar demi selembar kain lurik.