Lihat ke Halaman Asli

Bumi-ku Sayang

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dear bumi...sebentar lagi engkau berulang tahun... diusiamu yang cukup tua ini aku bersama kawan kawan menyapa... bukan tanpa sebab karena inilah kebiasaan menahun... Sekedar mengungkapkan permainan kata...

banyaknya ucapan selamat ternyata tidak membuatmu tersenyum hanya gelengan dan raut muka yang semakin tua dan rapuh sesekali helaan napasmu membuat batuk gunung berapi dan geliat lemahmu mengundang sang tsunami.. pilunya hatimu menitikan airmata membentuk aliran banjir dimana mana

kadang akupun tidak mengerti begitu banyak slogan dan ucapan tidak banyak bermakna yang pada akhirnya sirna mengalun bersama ratapan penghunimu yang kehilangan sanak saudara mengais tergerus hebatnya permintaan mesin industri untuk menuai isi perutmu

Aku mengerti kesedihanmu sama mengertinya seperti aku dan kawanku ya..aku dan kawan kawanku, yang tidak bisa memberikanmu aba aba Hanya berteriak sampai rongga menganga tanpa makna Kemudian hanya dijadikan bingkai penghias oleh negara

Bumiku...apa kabarkah engkau sekarang semoga kau bisa menahan marah dan sedihmu sambil menunggu aku dan kawanku merubah teriakan menjadi tindakan tuk membuatmu tersenyum dan menyapa dunia

(Jelang Hari bumi untuk yang kesekian kalinya tanggal 22 April )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline