Lihat ke Halaman Asli

Ariesa Pandanwangi

Perempuan, tinggal di Bandung

Bukit Rhema

Diperbarui: 6 September 2016   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RUANG MENUJU BAWAH TANAH

Jogyakarta adalah salah satu tujuan wisata di akhir pekan, kami berangkat sore hari usai kantor, berdelapan dari Bandung, naik pesawat Lion Air. berangkat dan datang tepat waktu. Kedatangan kami,  dijemput oleh rekan kami, yang siap antar kami. Pukul 18.00 dari bandara kami langsung menuju tempat kuliner mie Jawa. Setelah makan kami kembali ke hotel. istirahat ditempat tidur yang empuk dengan kamar yang besar...hmmm....nyamannn... .adem.....

Salah satu tempat wisata yang paling berkesan adalah Rumah Doa -Bukit Rhema- yang teletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Perjalanan ditempuh sekitar 60 menit dari kota Jogja, kami berangkat pagi hari pukul 08.00, diperjalanan disempatkan mampir ke nasi pecel yang lokasinya terletak didalam kampus UGM. 

Perjalanan menuju Bukit Rhema sangat lancar, sehingga ketika kami datang, belum banyak wisatawan yang datang, setelah kendaraan kami diparkir kami ditawari untuk naik ke atas menggunakan jip, biayanya murah hanya 14.000 rupiah untuk berangkat dan kepulangan ke tempat parkir.

Didepan gereja yang kami berfoto sebentar juga berselfie ria, sebelum masuk ke gereja kami wajib mengisi buku tamu, dan harus duduk menunggu giliran karena bagian puncak kepala burung merpati hanya mampu menampung 15 orang pengunjung. kami dipersilahkan berkunjung terlebih dahulu ke ruang bawah tanah. di ruangan tersebut terdapat kamar-kamar yang dapat dipergunakan untuk berdoa.

VENTILASI DI RUANG LANTAI 1 DIBUAT DENGAN MOTIF FLORA, APABILA SIANG HARI MEMBUAT PANTULAN CAHAYA DILANTAI YANG MEMBENTUK BUNGA.

Rumah doa yang terletak di dusun Gombong ini diprakarsai oleh Bapak Daniel Alamsyah. beliau mendapat panggilan Illahi dengan cara berdoa semalamam di atas bukit Puntuk di daerah Borobudur.

Doanya terkabul, Beliau mendapatkan sebuah firman-Nya yang membesar dihadapannya, Ia menafsirkan ayat tersebut adalah sebuah perintah untuk membangun sebuah Rumah Doa bagi segala bangsa dan untuk semua agama. Luar Biasa. Maka melalui pergumulan doa, banyak mukjizat yang dilimpahkan kepada beliau.

Singkat cerita, pada tahun 1992 mulailah pembangunan Rumah Doa tersebut yang kini berbentuk burung merpati. dahulu daerah ini cukup sepi oleh pengunjung namun setelah diangkat menjadi setting kedalam cerita film, maka secara perlahan banyak mengalami peningkatan pengunjung. apalagi di hari libur. Sopir jip menyatakan bisa ratusan kali mengantar pengunjung ke atas bukit. 

Bentuk bangunan rumah Doa ini unik, konstruksinya berbentuk merpati terbesar didunia, dari puncaknya kita dapat memandang keindahan sekitar candi borobudur yang dikelilingi oleh gunung-gunung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline