Lihat ke Halaman Asli

Terapi Infrared Pada Kasus Lesi Nervus Radialis Dextra

Diperbarui: 21 Maret 2017   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Terapi infrared adalah salah satu jenis terapi dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang menggunakan gelombang elektromagnetik infra merah dengan karakteristik gelombang adalah panjang gelombang 770nm-106 nm, berada di antara spektrum gelombang cahaya yang dapat dilihat dengan gelombang microwave, dengan tujuan untuk pemanasan struktur muskuloskeletal yang terletak superfisial dengan daya penetrasi 0,8-1mm.

Terapi infrared akan memberikan pemanasan superfisial pada daerah kulit yang diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang diperlukan untuk penyembuhan. Efek-efek fisiologis tersebut berupa mengaktifasi reseptor panas superfisial di kulit yang akan merubah transmisi atau konduksi saraf sensoris dalam menghantarkan nyeri sehingga nyeri akan dirasakan berkurang, pemanasan ini juga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) dan meningkatkan aliran darah pada daerah tersebut sehingga akan memberikan oksigen yang cukup pada daerah yang diterapi, menigkatkan aktivitas enzim-enzim tertentu yang digunakan untuk metabolisme jaringan dan membuang sisa-sisa metabolisme yang tidak terpakai sehingga pada akhirnya akan membantu mempercepat proses penyembuhan jaringan. Terapi pemanasan dengan infrared ini juga dapat memberikan perasaan nyaman dan rileks sehingga dapat mengurangi nyeri karena ketegangan otot-otot terutama otot-otot yang terletak superfisial, meningkatkan daya regang atau ekstensibilitas jaringan lunak sekitar sendi seperti ligamen dan kapsul sendi sehingga dapat meningkatkan luas pergerakan sendi terutama sendi-sendi yang terletak superfisial seperti sendi tangan dan kaki.

Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi (IPTEK) yang dirasakan akan mempengaruhi pada kehidupan kesehatan dimasyarakat dunia pada umumnya dan pada masyarakat Indonesia khususnya. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) akan memberikan dampak pada kemajuan industri akan dirasakan pada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini berakibat angka kecelakaan yang dialami masyarakat baik kecelakan kerja, kecelakaan lalu lintas, ataupun yang lainya, juga akan meningkat. Kelainan fisik ataupun kecacatan dapat dialami akibat dari kecelakaan tersebut, bahkan bisa juga mengakibatkan kematian. Salah satu contoh kasus dari kelainan fisik itu adalah terjadinya lesi nervus radialis.

Nervus Radialis adalah cabang terbesar dari plexus brachialis. Nervus radialis ini mulai pada batas bawah m. Cabang-cabang motorik dalam lengan mempersarafi m. triceps, m. Anconeus dan bagian atas kelompok supinator-ekstensor dari otot-otot lengan bawah. Cabang-cabang motorik dalam lengan bawah diperoleh dari nervus radialis profunda yang berjalan ke bagian lainnya dari kelompok supinator-ekstensor lengan bawah.

Infra red yang di berikan pada kasus lesi nervus radialis dextra dapat mengurangi nyeri. Hal itu disebabkan karena dengan radiasi sinar infra merah dapat menaikan suhu atau temperatur jaringan. Menurut Hukum Varit Hoff menyatakan bahwa perubahan kimia dapat dipercepatoleh adanya panas. Dengan demikian, pemanasan jaringan akan mempercepat perubahan kimia yaitu proses metabolisme. Supply O2 dan sari-sari makanan akan meningkat sehingga kebutuhan jaringan akan O2 dan sari makanan akan cepat terpenuhi sehingga dengan hal ini akan terjadi oleh karena pemanasan akan mengaktifkan glandula gudoifera(kelenjar keringat) di daerah jaringan yang diberikan penyinaran atau pemanasan sehingga dengan demikian akan meningkatkan pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui keringat otomatis nyeri dapat berkurang.

Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan modalitas fisioterapi berupa sinar infra merah dapat mengurangi nyeri pada kondisi lesi nervus radialisdextra. Dimana motivasi sangat berperan dalam proses penyembuhan, karena tanpa adanya kemauan dan keinginan untuk cepat sembuh, maka proses penyembuhan akan memakan waktu yang sangat lama. Apabila kemauan dan keinginan untuk sembuh ada ditambah penanganan dan terapi yang benar-benar tepat, maka hasil yang didapat akan maksimal.

REFERENSI:

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS INFRA RED(IR), ELECTRICAL STIMULATION (ES) DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUSLESI NERVUS RADIALIS DEXTRADI RSUD SUKOHARJO ( DEDY NOOR PRASETYO 2013 )

http://eprints.ums.ac.id/26908/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 00:14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline