Lihat ke Halaman Asli

"Pekan Kondom Nasional 2013” Kenapa Langsung Ke C ?

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13859088781908651991

[caption id="attachment_305792" align="alignnone" width="620" caption="Sumber : Health.Kompas.com"][/caption]

Beberapa hari ini, bukan hanya di Kompasiana, tapi di media massa banyak masyarakat melakukan protes keras pada kegiatan yang dilakukan oleh Kemetrian Kesehatan dalam rangka Hari AIDSse Dunia tahun 2013 ini dengan melaksanakan kegiatan pembagian kondom pada kelompok remaja, mahasiswa dan risiko.

Mengapa ini dilaksanakan ? karena selama ini Kementrian Kesehatan RI berkaca dengan apa yang dilakukan oleh Thailand dalam melakukan pengendalian HIV/AIDS. Berbeda memang, Thailand yang selama ini dikenal dengan keberhasilan menurunkan angka HIV/AIDS dengan pengggunaan kondom karena seks di Thailand dipergunakan sebagai obyek pariwisata mereka yang terkenal di seluruh dunia. Sementara Indonesia masih memandang tabu perilaku seks seperi di Thailand.

Ada yang terlewat, ketika Pemerintah Republik Indonesia cq Kementrian Kesehatan melakukan upaya pencagahan HIV/AIDS. Sejak awal program pengendalian HIV/AIDS diperkenalkan di seluruh dunia, pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ABC, yaitu Abstinence (pantang seks/penahanan nafsu) , Be faithfull (perillaku setia) dan use Condom (penggunaan kondom)

Abstinence (pantang seks)dimaksudkan adalah mencegah dan menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks jika belum terikat oleh suatu tali perkawinan, karena sekali seseorang melakukan hubungan seks di luar perkawinan, maka kecendrungan untuk melakukan seks bebas dengan berganti pasangan akan terbuka lebar.

Be faithfull (perilaku setia) diharapkan sesorang yang telah terikat oleh tali perkawinan dan mempunyai pasangan tetap, maka dia harus berperilaku setia untuk tidak berganti pasangan dalam perilaku seksnya. Silahkan berganti – ganti posisi dalam perilaku seks tapi jangan sekali – kali berganti pasangan. Sangat menarik ketika pesan yang pernah dicanangkan untuk perilaku setia dalam pengendalian HIV/AIDS yaitu “Jangan bawa penyakit ke keluarga anda”

C (pakai kondom) sebagai langkah yang harus dilakukan oleh seseorang ketika dia tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks diluar nikah dan sudah tidak bisa lagi berperilaku setia kepada pasangan tetapnya, maka DIA HARUS MEMAKAI KONDOM !!!!. Pertanyaannya apakah upaya A dan B sudah secara serius dilakukan oleh Pemerintah Indonesia ? bukan hanya melalui Kementrian Kesehatan, tetapi lewat kementrian – kementrian yang bertanggung jawab untuk A dan B ?

Saya punya pengalaman menarik ketika pada awal kegiatan pengendalian HIV/AIDS mendampingi ibu Wakil Bupati untuk membagi kondom di sebuah Lokalisasi dalam rangka Hari AIDS se Dunia, tidak menunggu lama, protes muncul di mana-mana, meskipun waktu itu dibagikan ke tempat yang sangat pasti akan didatangi oleh orang – orang yang sudah tidak mempunyai A dan B lagi, sehingga mereka harus memakai C. Kejadian yang menarik dan mungkin juga merupakan salah satu program dalam pengendalian HIV/AIDS ketika saya mengikuti seatu seminar di sebuah Wisma di daerah Caringin – Bogor, di laci meja kamar wisma yang saya tempati saya temukan sebuah Kitab Injil, Al Qur’an dan sekotak kecil kondom.Pilihan pada diri kita, apakah kita akan berperilaku yang akan melompat ke C, tanpa mencoba untuk berperilaku A dan B ?

Sepertinya Kementrian Kesehatan berjalan sendiri dan keterlibatan unsur lain untuk berperan dalam pendekatan ABC masih sangat rendah, sehingga Kemenrtian Kesehatan langsung melakukan pendekatan C tanpa menyentuh A dan B yang masih dijunjung tinggi di negara Indonesia. Alangkah lebih indah ketika kita punya tema yang lebih bisa diterima di Indonesia dengan bidaya yang ada, sebuah kegiatan barangkali lebih indah dilakukan yaitu “Pekan Pantang Seks dan Setia tahun 2013 dalam rangka Hari AIDS se Dunia”

HIV/AIDS tidak untuk ditakuti tapi untuk diketahui

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline