Lihat ke Halaman Asli

Dues K Arbain

Menulis untuk membungkam pikun

[Fikber] Bulan Mati dan Keabadian

Diperbarui: 27 November 2015   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dues K. Arbain No. 5

Aku tenggelam dalam hina

Aku terpaku pada indah dunia

Rahasiaku tersembunyi diantara kasat mata

Dan bulan mati membawaku menuju keabadiannya

 

Aku berjalan dikeheningan malam, kurasakan begitu dingin tiupan angin menikam tubuhku, tampak di langit cahaya bulan mati seolah mengintip setiap langkahku. Aku tetap mengikuti cahaya itu yang menuju sebuah danau yang menebar bau kematian. Sampai di tepi danau, aku duduk di sebuah pondok bambu menunggu kedatangan James. Setelah lepas dari cengkraman mautnya. Aku harus mengatur strategi agar tak mati percuma.

“Kamu cantik diterpa pantulan sinar bulan dari danau ini”, tiba-tiba James sudah muncul dihadapanku. Ia mengenakan kemeja putih sangat rapi. Aku hanya tersenyum mengibaskan rambut panjangku untuk memancing birahi James. Dengan mendesahkan suara manja aku memindahkan kumpulan rambutku ke dada sebelah kiri. Kulirik James begitu bergairah memandang leher jenjangku.

“Aku ingin bercerita tentang bulan mati, James sayangku”, bisikku ditelinganya.

“Aku siap menghidupkan kembali bulan mati itu Rhein”, jawab James bernafsu.

“Malam ini, aku akan menyerahkan segalanya padamu James”, kataku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline