Lihat ke Halaman Asli

Dues K Arbain

Menulis untuk membungkam pikun

(Fiksi Penggemar RTC) Muak.

Diperbarui: 10 September 2015   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nomor 30, (Fiksi penggemar RTC) Misi Rahasia Ilanun

No. 36

(Fiksi Penggemar RTC) 

Nanar mataku memandang siaran televisi. Darah mendidih seperti tersulut api membara. Aku tak bisa mentolelir keputusan itu. Bagiku gulita tak akan menelan matahari, karena keesokkannya pasti akan lahir terang. Begitupun tatkala mendapatkan kenyataan bahwa Dayat, penyanyi yang aku favoritkan memenangkan ajang pencarian bakat tereliminasi tanpa pernah menyentuh babak final, maka aku menekan rasa dengan harap Dayat tetap akan bersinar di luar sana.

===

Suatu malam aku bertemu Dayat di sebuah Mall. Mall ini sudah sepi pengunjung. Segalanya mulai terlihat gelap dan seram. Aku pernah masuk beberapa bulan yang lalu, tapi saat itu ramai sekali dan hari masih terang. Tapi kini, suasana yang kudapat merindingkan bulu romaku. Namun hatiku terhibur akan kehadiran Dayat.

“Boleh kenalan sama Bang Dayat?” tanyaku sambil mendekatinya yang berdiri sendirian di  eskalator.

“Oh, iya. Siapa ya?” tanyanya ramah.

“Aku Isti Bang. Fans Abang. Dulu sering kirim sms buat dukung Abang”. Jawabku malu-malu.

“Oh, terima kasih sudah membantu aku bertahan hingga babak lima besar”. Jawabnya tersenyum.
Duh. Senyum itu yang membuat aku jatuh hati.

===

Aku menunggu hingga pukul 23.00 WIB. Tak ada Dayat di situ. Padahal ia berjanji akan datang lagi ke Mall untuk bertemu aku. Memoriku langsung berkeruh warna. Malam ini aku harus bertemu dia. Tapi mengapa ia tak di sini? Oh, tidak. Dia pasti ada di sini. Mataku terasa panas. Dadaku bergejolak. Aku harus bertemu Dayat. Rinduku sudah tak tertahankan lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline