Lihat ke Halaman Asli

Dudun Parwanto

Penulis, Traveler

Kejayaan Dunia sebagai Wasilah Kebahagiaan Akhirat

Diperbarui: 6 April 2021   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam persaingan dunia bisnis, selain berusaha atau ikhtiar, sebagai muslim kita juga harus melakukan tawasul yakni dengan berbuat amal salih atau kebaikan. Amal salih yang paling dahsyat adalah dengan memberi, karena dalam pepatah Arab dikatakan siapa yang memberi akan menerima. Semua perbuatan baik akan kembali kepada kita.  Allah sudah menegaskan hal ini di dalam Quran surat Ar-Rahman yang berbunyi:

Artinya: Tidak ada balasan untuk kebaikan, melainkan kebaikan pula.

Kita harus yakin semakin banyak sedekah bukan membuat harta berkurang malah membuat harta kita terus bertambah. Sehingga dalam bisnis kita niatkan agar dapat banyak memberi dan meninggikan kalimat Allah. Caranya dengan menjadi orang yang kaya raya. Dengan memiliki banyak materi maka kita akan menguasai dunia. Materi yang kita miliki dapat menjadikan Islam berjaya di jagat raya sehingga akan menjadi wasilah untuk kebahagiaan di akhirat. 

Zaid bin Tsabit Ra, mendengar Raslullh SAW bersabda : . "Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina." (HR Muslim)

Kita harus mendapatkan materi untuk menguasai dunia dengan tujuan untuk akhirat. Penguasaan materi adalah Fardhu kifayah dan amal yang prioritas saat ini sebab kita bisa masuk surga dengan menjadi orang kaya. Dengan harta kita bisa melakukan jihad membantu saudara muslim yang akan berjihad atau berjuang di jalan Allah. 

Sahabat Zaid bin Khalid Al-Juhani ra, dari Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menyiapkan keberangkatan seorang tentara islam dalam jihad di jalan Allah, berarti ia ikut berjihad. dan barangsiapa menjamin kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya dengan baik, berarti ia ikut berjihad." [HR. Muslim).   Jihad dalam masa kekhalifahan adalah berperang di jalan Allah. Namun pada jaman sekarang makna jihad lebih luas yakni dakwah, memberantas kemiskinan dan keterbelakangan. 

Dengan amalan sedekah, maka Allah akan memberikan imbalan yang jauh lebih banyak. Konkretnya kita harus sisihkan minimal 2,5% dari harta yang kita dapatkan untuk sedekah. Lebih banyak lagi, misalnya 10% itu lebih baik. Jika perusahaan memiliki program CSR (Corporate Social Respondsibility) maka kita harus mempunyai rekening CSR. Fungsinya agar kita tidak menunda pengeluaran zakat, infak dan sedekah. Karena penundaan itu akan membuat rezeki kita ikut tersendat. Saya mempunyai pengalaman saat mengerjakan proyek Kementerian. Pada saat saya lupa mengeluarkan sedekah, banyak masalah timbul. Namun begitu kita tunaikan, masya Allah banyak proyek yang didapatkan. 

Keutamaan bersedekah juga dijelaskan di dalam Alquran, yaitu di Surah Al Baqarah ayat 261, Allah berfirman:

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 261)

Ayat di atas merupakan penekanan Allah Swt kepada orang-orang yang memiliki harta agar bersedekah dengan ikhlas di jalan Allah. Sedekah di jalan Allah itu bisa berupa membangun sekolah, kesehatan, jalan raya, membantu korban bencana alam dan sebagainya untuk kepentingan umum. Diksi 'masalu' dalam awal ayat tersebut merupakan kata yang sangat mengagumkan karena mendorong manusia agar memperbanyak sedekah.

Hal ini membuktikan memiliki harta yang banyak sangat penting bagi umat Islam. Mengapa? Tanpa harta yang banyak, kita tidak akan bisa berjuang menjayakan umat bangsa dan negara ini. Apalagi di era modern seperti sekarang ini, harta menjadi komponen penting yang mampu menjadikan setiap orang berdaya. Allah sendiri juga tidak menghendaki umat Islam lemah dalam hal harta karena harta menjadi sarana untuk menegakkan agama atau jihad. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline