Jonru adalah tokoh yang nyentrik, fenomenal, dan kontroversi. Namanya tak asing di jagad sosial media dengan jumlah fan pages FB mencapai 388 ribu per 7 Des 2014. Angka yang cukup fantastis untuk orang biasa seperti Jonru. Dan ternyata penggemarnya bukan hanya yang pro, namun juga yang kontra. Anehnya banyak yang benci, tidak suka tapi menjadi pengikut dan pengkritik Jonru.
Nama Jonru menjulang ketika proses Pilpres 2014 lalu. Dengan posisi sebagai kader sebuah partai Islam dan pendukung Prabowo Jonru mengibarkan “bendera perang” ke kubu Jokowi. Dan sampai kini Jonru masih kritis menyoroti kebijakan pemerintah Jokowi. Jonru rajin memposting kebijakan Jokowi yang dianggapnya salah, mengomentari dan tak jarang pendapatnya bernada sinis.
Tentu posisi yang diambil Jonru membuatnya memainkan peran sisi mata uang. Di mata loyalis Prabowo, Jonru dianggap sebagai pejuang, dan penulis kritikus handal setiap kebijakan pemerintah. Maka tak jarang jumlah like setiap komentarnya mencapai ribuan dan ratusan orang membagikan statusnya. Nada pujian dan motivasi terus diberikan oleh “pecintanya: untuk tetap di jalannya.
Hal bertolak belakang bagi Jokowi Lovers, karena postingan Jonru membuat mereka kebakaran jenggot. Kritikan, cemoohan, hujatan, bahkan terror dan ancaman pembunuhan dialamatkan pada pemilik Dapur Buku ini. Bahkan Nomor telepon Dapur Buku dicatut untuk dijadikan sebagai call center “wanita nakal” dan sebagainya. Ancaman via telepon dan SMS sudah menjadi sarapan bagi anak Karo ini.
Jonru sadar apa yang dilakukannya akan menimbulkan resiko, bahkan nyawa sekalipun. Tapi dia merasa tidak takut dengan hal itu. Jonru tak gentar dengan berbagai olok-olokan, sindiran dan serangan terhadap dirinya di sosial media yang sangat tajam. Tapi sekuat-kuatnya Jonru , tetap saja dia punya kesabaran yang terbatas tatkala namanya dijadikan istilah baru men’jonru’ yang diartikan perbuatan tidak terpuji. Jonru pun tak terima dan melaporkan kasus ini ke Polda Metrojaya.
Ketika Jonru memposting fotonya bersama Prabowo di Hambalang sontak tanggapan beraneka warna. Di mata pendukung Prabowo, semakin memperkuat posisi Jonru lebih rapat di hati mereka. Namun di kubu pendukung Jokowi, menambah rasa tidak suka dan memperkuat sakwa sangka mereka. Akhirnya muncul gossip Jonru adalah sosk ciber media KMP yang dibayar oleh Prabowo. Meski Jonru sudah mengkalirifikasi hal itu namun “lawan” nya tidak percaya begitu saja. Jonru dianggap sebagai bagian dari struktur sistemik untuk menghantam Jokowi yang didanai oleh KMP.
Hahaha saya tertawa mendengarnya. Saya tidak menemukan satu bukti pun bahwa Jonru dibayar Prabowo. Yang saya lihat tidak ada perubahan yang signifikan dari sisi materi pada sosok Jonru. Dia masih tinggal di rumah mertuanya, masih naik motor, anaknya pun di sekolah negeri, dan masih jualan buku dan seminarnya via media sosial. Sejak kampanye pilpres 6 bulan lalu, tak ada tanda-tanda perubahan dari hidupnya. Jadi tuduhan Jonru dibayar oleh Prabowo hanya angin lalu saja.
Yang saya tahu Jonru itu idealis, kalau sudah suka sama sesuatu dia akan fanatik dan kalau debat tak mau kalah. Dan dia bukan tipe pekerja yang harus mengikuti perintah atasan atau klien. Bahkan dia kadang menolak pekerjaan karena tidak suka mengerjakan, padahal dia dalam kondisi membutuhkan uang dan padahal nilai proyeknya lumayan. Jonru pun rela tidak dibayar, jika ia suka pekerjaan itu. Nah begitulah dia, termasuk postingan yang dia publikasikan dia lakukan dengan enjoy.
Saya suka ke rumah yang sekaligus kantornya di kawasan Kramatjati bertemu dengan Jonru untuk membahas bisnis. Sebagai penulis, kadang saya “melempar” buku Biografi tulisan saya diterbitkan di toko buku dan dipublikasikan di toko buku. Saya juga beberapa kali mengajak Jonru untuk mengisi training penulisan perusahaan di kota seperti Bandung, Denpasar, Timika dan sebagainya. Pokoknya yang bisa sinergi kita lakukan bersama asal dapat uang.
Maka tak heran, Sabtu 6 Desember 2014 lalu Jonru menelpon saya minta dibuatkan buku biografi untuk dirinya. Dia menilai saya sebagai orang netral di mana tulisannya akan obyektif, karena saya memang Golput pada pertandingan “duel maut” Prabowo-Jokowi. Sebagai teman saya siap membantu Jonru,yang saya kenal sejak kuliah tahun 1996 dan kapasitas saya sebagai penulis, akan menyoroti Jonru apa adanya, tanpa ada kepentingan dan mengupas banyak cerita yang menarik yang tidak diketahui orang tentang Jonru.
Bagi saya Jonru orang ngetop yang nyentrik. Sampai sekarang Jonru nggak bisa naik sepeda, Jonru belajar motor dibimbing tukang ojek ketika kuliah dan itu pun dilakukan di malam hari, agar tidak diketahui temannya. Waktu menikah di Karo, saya satu-satunya temannya yang berangkat ke Medan atas biaya sendiri dan ketika Jonru menikah di Jakarta saya jadi MC-nya. Namun untuk urusan politik dan idealisme kami berbeda, saya menghargai jalan yang dia tempuh. Sebagai teman sesekali saya ingatkan dia agar setiap kritikan berdasar fakta, bukan asumsi, gossip atau kabar burung yang tak jelas sumbernya. Insyaallah saya akan memulai menulis tentang Jonru, lengkap dengan interview, jadi tunggu tanggal mainnya untuk diterbitkan.
Dudun Parwanto
http://pelatihanpenulisan.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H