Lihat ke Halaman Asli

Hasudungan Hutasoit (Hts S)

Kompasianer abal-abal seperti dulu masih

Sekolah Tinggi Hadatuon, Sekolah Bergengsi Batak Toba Zaman Dulu

Diperbarui: 17 Juli 2019   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekolah Tinggi Hadatuon, Sekolah Bergengsi Batak Toba Zaman Dulu

Pernah lihat profil fb-er sekolahnya di Universitas Hadatuon?

Mungkin yang punya profil tersebut sudah mengerti tentang hadatuon. Atau dia hanya iseng-iseng saja. Sama dengan profil-profil yang lain semisal sekolah di Universitas ternama di Eropa atau Amerika.

Hadatuon dalam masyarakat Batak Toba berkaitan dengan pendidilan ilmu magi. Mungkin sekilas dapat dibayangkan seperti sekolahnya Harry Potter, tetapi lulusan kurikulum dan lulusannya berbeda.

Dalam tradisi lama Batak Toba, datu mempunyai peran penting dalam masyarakat. Mereka ini adalah golongan elit yang berpendidikan dalam hal ilmu magi. 

Mereka mengetahui perihal racun dan penawarnya (rasun dohot tawarna), meramal kejadian yang akan datang (mangaramal), mengadakan kontak dengan arwah leluhur, memimpin ritus berdoa (martonggo), ilmu tentang bintang-bintang (parhalaan), ilmu pengobatan dan ilmu perang.

Untuk menguasai ilmu tersebut, seseorang harus menempuh pendidikan hadatuon. Waktu yang diperlukan untuk belajar relatif lama. Pada masa itu, hanya yang bersekolah datu saja yang dapat membaca aksara Batak Toba (surat Batak). Untuk lulus dari pendidikan, seorang pelajar harus menguasai syair-syair doa (tonggo), ramuan obat, ilmu perbintangan, tata upacara bermacam ritus.

Sekolah ini juga berbiaya relatif mahal. Untuk mempelajari keahlihan meramal dengan media ayam (manuk gantung dan manuk di ampang) misalnya, peserta didik harus menyerahkan uang sekolah yang setara dengan seekor kerbau, seekor lembu, sepasang anting emas, sehelai ulos ragidup, seutas ikat kepala (talitali), satu pedang, satu tombak, satu cincin, satu tikar, satu piring porselen (waktu itu impor), dan satu bakul ampang. Dengan uang sekolah semahal itu, tentu hanya keluarga berada saja yang mampu sekolah hadatuon

Datu juga mempunyai spesialisasi yang beragam. Ada yang ahli pengobatan, ahli meramal hari-hari, dan lain-lain. Secara keseluruhan mereka dapat dibagi dalam tiga kelompok besar: spesialis ilmu putih (sibahen pagar),  spesialis ilmu hitan (sibahen rasun), dan spesialis meramal.

Dengan keahlian seperti itu, datu menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat. Raja akan meminta nasehatnya sebelum berperang. Dia juga menjadi imam dalam ritus-ritus adat. Kedudukan datu hanya satu tingkat di bawah raja.

Demikian sekilas tentang datu dan kedudukannya dalam masyarakat Batak Toba tempo dulu.

Ref: Sejarah dan Transformasi Religi Batak Toba, Dr Togar Nainggolan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline