Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Abaikan Kemewahan Istana

Diperbarui: 14 Desember 2018   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagai seorang guru rasanya Saya perlu memberikan kabar keteladanan seorang pemimpin. Sebagai seorang guru Saya layak mengapresiasi keunikan dari para pemimpin. Mengapa perlu dituliskan? Agar menjadi pembelajaran bagi anak didik dan publik. 

Tulisan ini terdorong dari hasil wawancara Najwa Shihab dengan keluarga Presiden Jokowi. Selain filosofi  kejujuran, kerja keras dan keluarga harmonis ada sisi lain yang mengungkap kesederhanaan. Najwa Shihab "membongkar rahasia" dimana keluarga Presiden "menikmati" kemewahan istana.

Ternyata keluarga Jokowi tidak tinggal menikmati kemewahan istana, melainkan lebih nyaman menempati ruang  sebuah paviliun yang terletak di sudut belakang istana. Paviliun Dyah Bayurini menjadi tempat yang dipilih oleh Presiden Jokowi dan Iriana untuk ditinggali. Bahkan saat-saat tertentu Jokowi lebih memilih tidur di bawah, santai dan apa adanya.

  Presiden Jokowi tidak tinggal di Istana Negara dengan alasan terlalu megah. Jiwa kesederhanaan Jokowi nampaknya menolak menduduki atau menempati sesuatu yang dianggap mewah.  

Dahulu beredar rumor bahwa para pengawal Jokowi justru jauh lebih gaya, keren dan cakep. Sementara Presidennya terlihat sederhana dan tidak bertampang Presiden.

  Bahkan masih ingatkah kita ketika ada acara  sejumlah pimpinan negara asing masuk Gedung Asia Afrika? Ridwan Kamil disangka Presiden. Padahal di situ ada Presiden RI? 

Inilah  sebuah aura natural kesederhanaan seorang Presiden Jokowi. Bahkan Ia pernah mengatakan bahwa dirinya tidak ada potongan menjadi orang besar. Kemewahan dan dunia kegagahan bukan bagian dirinya.

  Jokowi adalah sosok pekerja, bukan orang yang banyak bicara dan banyak gaya di tempat umum. Namun, tuntutan saat ini sebagai kepala negara, Ia harus memahami harapan publik dan harus tampil menyapa rakyatnya. Ia harus terbiasa tampil gagah dan jangan terlalu apa adanya. Kadang konon katanya Paspampres sewaktu, waktu bisa dibuat repot. 

  Jokowi terkadang  bersikap diluar protokoler. Belok kesana, belok kesini dan berhenti di tempat tertentu sesuai keinginannya. Jokowi menunjukan diri sebagai manusia biasa yang tidak terlalu suka dengan protokoleristik yang ketat. Ia adalah manusia biasa dari rakyat biasa yang asing dari kehidupan ningrat para penguasa. Ia berasal dari pebisnis yang  berjiwa merdeka, disiplin dan mengusung etika. Ia mengimitasi sifat Nabi Muhammad yang mengusung kejujuran. 

  Najwa Shihab cukup cerdik membongkar sisi lain kesederhanaan keluarga Presiden Jokowi. Ia tidak tinggal di Istana Negara. Istana negara menurutnya milik rakyat. Ia hadir disana dalam acara kenegaraan dan tuntutan formal sebagai seorang Presiden atas "perintah" rakyat. Jiwa aslinya Jokowi tidak "nyaman" tinggal di Istana Negara. 

Terlalu wow dan bukan dunianya. Padahal sejumlah tokoh nasional sangat memimpikan bisa "menguasai" Istana Negara bersama keluarga besarnya. Jokowi biasa-biasa saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline