Setiap anak manusia sejatinya mempunyai hak yang layak mendapatkan kasih sayang.
Kasih sayang tulus dari kedua orang tua kandung, tetapi nasib sering kali berbeda dalam menghampiri setiap manusia.
Frasa anak tiri terkadang berkonotasi buruk atau negatif, stigma anak tiri tersemat saat orang tua sebelah berjodoh, menikah dengan pasangan lain.
Perlakuan terhadap anak tiri pun kadang tidak berimbang bisa jadi dianggap berat sebelah tatkala sang anak memiliki saingan lain atau saudara tiri lain yang merupakan anak kandung dari pasangan yang sebenarnya.
Banyak cerita mulai dari derita ayah menyiksa anak sampai anak tiri harus menjadi tulang punggung keluarga dan terakhir sang anak dianiaya sampai dibunuh.
Derita anak tiri sering menjadi kambing hitam bagi kericuhan rumah tangga, sang ibu sering tak percaya pada suami untuk dititipi anak.
Pelecehan seksual kerap terdengar dilakukan sang ayah atau saudara tiri, saat sang anak beranjak gadis.
Cekcok rumah tangga kerap terjadi gara-gara dipicu sang anak, anak tiri menjadi objek dari keangkuhan orang tua.
Dilema anak tiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa penyebab umum meliputi:
* Perasaan tidak aman: Anak tiri sering merasa tidak aman karena khawatir akan posisinya dalam keluarga baru. Mereka mungkin takut tidak dicintai, tidak diterima, atau digantikan oleh anak kandung.