Lihat ke Halaman Asli

Dudi safari

Pegiat Literasi

KDRT Akankah Tetap Ada?

Diperbarui: 25 Juni 2024   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Merdeka.com

Sebagai manusia yang dibekali rasa emosi, tentu saja jika ada sesuatu yang menghentak hatinya emosi itu akan terusik.

Emosi atau perasaan yang peka tidak melulu untuk hal-hal yang bersifat negatif atau buruk, bisa saja emosi terluap untuk hal-hal sebaliknya seperti perasaan bahagia, sedih atau cinta.

Tanpa emosi seseorang hidupnya akan statis, tidak berwarna dan cenderung membosankan.

Sebuah rumah tangga terbentuk karena adanya luapan emosi, ada cinta di sana ada juga cemburu.

Berjalannya waktu dalam membina rumah tangga, pasti merasakan pasang-surutnya emosional.

Kadang kesal, marah, sedih, tapi tak jarang juga senang, bahagia dan haru.

Kumpulan dari komponen emosional itu terakumulasi dalam napas masing-masing pasangan.

Tapi mengapa ada banyak pasangan yang memilih mengakhiri hubungan sakralnya sebab tidak dapat menahan luapan emosi jiwanya.

Tentu kita tidak bisa men-justifikasi setiap orang, karena pasti ada sebab yang sangat krusial untuk mengakhiri hubungan tersebut.

KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) itulah salah satu penyebab krusial seseorang untuk memutuskan hubungan pernikahannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline