Setiap Muslim tentu sudah familier dengan kisah Sayidah Aisyah dan baginda Nabi Muhammad Saw.
Cerita tentang karakter siti Aisyah seorang pencemburu sudah kadung terstigma di benak mayoritas kaum Muslimin.
Pertengkarannya dengan istri-istri Rasulullah Saw. yang lain selalu menghiasi ruang diskusi parenting keluarga.
Logiskah seorang istri cemburu terhadap pasangannya? Tentu logis sekali.
Namun jika rasa cemburu berkembang menjadi hasud. Itulah awal malapetaka.
Cemburu normal dimiliki oleh setiap pasangan baik laki-laki maupun wanita.
Kecenderungan wanita lebih banyak cemburu karena mereka mempunyai rasa sensitif yang lebih dari pria.
Kecemburuan itu tidak bisa dihilangkan, tapi bisa diminimalisir dengan selalu berprasangka baik terhadap pasangan.
Satu titik rasa cemburu yang mengendap di dasar hati bisa jadi merupakan benih penyakit yang secara tidak langsung ditanam dan berbuah penyakit pisik.
Rasa cemburu yang berlebihan akan mengakibatkan sebuah rumah tangga hancur luluh lantak.