Lihat ke Halaman Asli

Dudi safari

Pegiat Literasi

Delegasi Sebuah Kultur Pelanggengan Kepemimpinan

Diperbarui: 2 Juli 2023   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari Pojokwacana.com

Sejak dulu kepemimpinan merupakan sesuatu yang diidamkan oleh kebanyakan orang.

Namun dari sekian banyak kepemimpinan ada beragam karakter pemimpin ada yang berkarakter otoriter, karismatik, demokratis, transformasional dan lainnya.

Dari sekian banyak karakter pemimpin, hanyalah seorang pemimpin yang terbuka yang mendapat reaksi positif dari pengikutnya.

Berbeda dengan tipe pemimpin yang otoriter mereka selalu berakhir dengan tragis, entah terbunuh atau paling tidak di kudeta oleh lawan politiknya.

Kepemimpinan ini tidak hanya merujuk kepada satu kepemimpinan yang besar saja seperti sebuah wilayah atau negara, tapi bisa juga merujuk kepada pimpinan-pimpinan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan.

Seorang pemimpin yang punya karakter otoriter dia selalu dibayang-bayangi dalam kepemimpinannya itu rasa was-was, siapa tahu suatu hari kepemimpinannya ini akan direbut orang atau ditikam dari belakang.

Rasa was-was tersebut memunculkan rasa kewaspadaan yang berlebihan dengan menyisir dan mengantisipasi setiap musuh yang diperkirakan akan muncul bahkan dari dalam ruang kepemimpinannya sendiri (internal).

Tidaklah mengherankan bagi seseorang yang memiliki karakter otoriter, dia sangat takut kedudukannya dicegah dengan jalan yang membahayakan kedudukannya, keluarganya dan nyawanya sendiri.

Oleh karena itu benih-benih pertentangan apa pun saat terlihat, maka harus secepatnya dimusnahkan. Gaya kepemimpinan yang otoriter memunculkan kepemimpinan yang urakan tidak teratur, semau gue dan cenderung ugal-ugalan dalam memimpin.

Sementara kepemimpinan yang terbuka cenderung mengedepankan musyawarah dan mencari solusi yang terbaik melalui pendapat kebanyakan orang. Untuk hal terakhir ini dikenal dengan sistem demokrasi seseorang tidak dapat memaksakan kehendaknya bahkan seorang pemimpin pun tidak bisa semena-mena.

Dua cara kepemimpinan inilah yang sering mengemuka di hadapan kita, antara kepemimpinan otoriter dan kepemimpinan yang demokratis. Kepemimpinan islam lebih condong ke arah demokratis walaupun tidak sepenuhnya demokratis karena di dalam Islam ada sumber hukum yang lebih menentukan dalam segala hal yaitu adanya sumber hukum ilahiyah atau orang sering disebut dengan kepemimpinan yang bercorak teokrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline