Lihat ke Halaman Asli

Dudi safari

Pegiat Literasi

Jiwa Hewani Mengalahkan Jiwa Insani

Diperbarui: 11 Maret 2023   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari SINDONEWS.com

Berapa waktu lalu terdengar kabar duka tentang tewasnya pelajar SMK di kabupaten Sumedang, Jawa barat akibat tawuran.

Korban tawuran rata-rata adalah mereka yang tidak ada sangkut paut permasalahan dengan pelaku, korban tawuran rata-rata mereka yang tidak tahu-menahu tentang permasalahan yang diperebutkan.

Secara logika jika satu kelompok menyerang kelompok lain maka lawannya telah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk senjata dan cara melarikan diri saat terdesak.

Namun bagi seseorang yang merasa tidak punya urusan dia akan menjadi gagap saat ada serangan mendadak. Tak mampu menghindar saat mendapat serangan bertubi-tubi.

Tawuran pelajar dari dulu semacam lingkaran setan yang sulit diputus. Mata rantai ini seakan turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi.

Penyebab Tawuran

Tawuran atau tindakan kekerasan antar remaja biasanya terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:

  • Tekanan Teman Sebaya: Remaja sering kali merasa tertekan untuk menunjukkan kekuatan atau keberanian mereka di depan teman-teman sebayanya. Hal ini dapat mengarahkan mereka pada perilaku kekerasan atau tawuran.
  • Identitas Kelompok: Remaja seringkali membentuk kelompok atau geng yang memiliki identitas dan nilai-nilai yang sama. Mereka mungkin merasa perlu membela kelompok mereka atau menunjukkan kekuatan dan dominasi kelompoknya dalam konflik dengan kelompok lain.
  • Lingkungan yang Tidak Mendukung: Lingkungan yang kurang mendukung seperti lingkungan yang keras, penuh kekerasan, atau tidak aman dapat memicu perilaku kekerasan dan tawuran di kalangan remaja.
  • Gangguan Kesehatan Mental: Beberapa remaja mungkin memiliki masalah kesehatan mental seperti gangguan perilaku atau kecemasan, yang dapat memengaruhi perilaku mereka dan membuat mereka lebih rentan terhadap tawuran dan kekerasan.

Tindakan Preventif untuk Mencegah Tawuran

Untuk mencegah terjadinya tawuran antar sekolah, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, di antaranya:

  • Pendidikan Pencegahan Kekerasan: Sekolah dapat mengadakan program pendidikan pencegahan kekerasan, termasuk mengajarkan siswa tentang nilai-nilai positif seperti rasa saling menghargai, toleransi, dan kerja sama dalam mengatasi konflik.
  • Konseling: Sekolah dapat menyediakan program konseling bagi siswa yang mengalami masalah emosional atau perilaku agresif, serta memberikan dukungan dan bimbingan untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.
  • Pengawasan Sekolah yang Ketat: Sekolah dapat memperketat pengawasan terhadap kegiatan siswa di lingkungan sekolah dan sekitarnya untuk mencegah terjadinya tawuran atau tindakan kekerasan.
  • Kerjasama dengan Komunitas: Sekolah dapat berkolaborasi dengan komunitas sekitar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa.
  • Pelibatan Orang Tua: Sekolah dapat mengajak orang tua siswa untuk berpartisipasi dalam program pencegahan kekerasan dan membantu memonitor perilaku anak-anak mereka di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
  • Kebijakan Sekolah yang Jelas: Sekolah dapat membuat kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan tindakan kekerasan dan sanksi yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat dalam tawuran atau tindakan kekerasan.
  • Aparat penegak hukum yang berwibawa: supremasi hukum benar-benar harus ditegakkan sehingga para kriminal berpikir dua kali untuk melakukan sebuah kejahatan.

Ketidakstabilan emosi merupakan salah satu faktor kuat untuk mengubah jiwa insani menjadi jiwa hewani, pendidikan dini berbasis karakter sangatlah urgen adanya.

Jangan menunda langkah preventif jika tidak semuanya terlambat dan hanya menyisakan penyesalan tak berujung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline