Setelah wafatnya generasi sahabat, tampillah para murid sahabat atau yang lebih dikenal dengan Tabiin.
Generasi tabiin inilah yang memelopori lahirnya beragam disiplin ilmu pengetahuan.
Di antara salah satu tabiin shigor (tabiin yang bertemu sahabat saat usianya masih remaja) adalah Imam Abu Hanifah. Beliau memiliki nama asli Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban.
Lahir pada tahun 80 H/699 M. Abu Hanifah adalah putra seorang pedagang, kehidupan ekonomi keluarganya bisa disebut mapan, kemapanan inilah yang kelak membuat Abu Hanifah leluasa menghadiri majelis-majelis ilmu yang tersebar banyak di Kufah.
Di antara guru beliau yaitu Syaikh Hammad bin Abu Sulaiman, ia berguru kepada Syaikh selama hampir 22 tahun.
Selain berguru kepada ulama Kufah, ia juga berguru ke para masyayikh di Mekah dan Madinah saat menunaikan ibadah haji.
Pendiri madzhab Hanafi ini pun disebut-sebut berguru kepada 4000 ulama dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu fikih. Ia memiliki beberapa kitab karya tulisnya dan yang paling fenomenal adalah kitab Alfiqhu al-Akbar.
Hampir 60.000 permasalahan fikih, dia pernah membahasnya.
Khalifah Abu Ja'far al-Mansur pernah memintanya untuk menjadi hakim namun dia menolak secara halus, penolakan itu membuat sang Amir ( penguasa Islam) murka lantas Abu Hanifah dijebloskan ke dalam penjara.